28.5 C
Mataram
Jumat, 4 Oktober 2024
BerandaPolitikDesak TANDA, Ruang Diskusi Terbuka Bagi Anak Milenial

Desak TANDA, Ruang Diskusi Terbuka Bagi Anak Milenial

Lombok Timur (Inside Lombok) – Beberapa bakal pasangan calon (bapaslon) di Lombok Timur (Lotim) sudah mulai bergerak melakukan diskusi dengan masyarakat, seperti yang dilakukan para milenial terhadap pasangan Tanwirul Anhar dan Daeng Paelori (TANDA).

Pasangan TANDA mulai membuka ruang diskusi dengan anak milenial seperti langkah yang dilakukan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 lalu, hal itu dinilai sangat efektif untuk menjaring masukan dan aspirasi dari berbagai generasi.

Diskusi terbuka gebrakan milenial yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda tersebut menjadi ruang untuk mengetahui arah kebijakan para calon pemimpin, baik itu dalam hal politik, pariwisata, pendidikan, ekonomi, sosial, dan sebagainya.

Para anak muda mencerca pasangan TANDA dengan segala jenis pertanyaan dan masukannya terkait apa yang menjadi isu belakangan ini di Lotim yang masih belum dapat terselesaikan.

- Advertisement -

Salah seorang pemuda, Alfi Alqadri dalam kegiatan tersebut ia tentunya sangat senang dengan adanya program seperti itu, di mana mereka bebas mengekspresikan pendapat dan kritikan secara langsung terhadap para bapaslon khususnya TANDA agar bisa menyelesaikan permasalahan yang saat ini masih belum dapat terpecahkan.

“Masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan di Lotim ini, misalnya seperti gaji tenaga honorer sampai dengan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat selatan,” jelasnya, Senin (09/09/2024).

Kegiatan yang diinisiasi kaum milenial tersebut diharapkan dapat memecahkan segala bentuk permasalahan yang ada di Lotim, terlebih dari pasangan TANDA sendiri dinilai berpengalaman dalam hal politik karena keduanya sudah lama menjabat sebagai pimpinan dan anggota DPRD Lotim.

Dalam kesempatan itu, bakal calon Wakil Bupati Lotim, H. Daeng Paelori (HDP) menjawab segala pertanyaan dan masukan dari peserta diskusi, di mana persoalan yang menjadi sorotan yang tak pernah selesai yakni kondisi tenaga honorer yang membutuhkan perhatian serius. “Gaji tenaga honorer di Lotim sangat memprihatinkan dan jauh dari kata sejahtera, terlebih sekarang jumlah tenaga honorer di Lotim meningkat sebanyak 17 ribu orang,” kata HDP.

Terkait masalah tenaga honorer tentunya kata HDP perlu solusi yang konkrit untuk kesejahteraan semua elemen masyarakat. Salah satunya yakni menciptakan lapangan kerja yang lebih menjanjikan dengan mendirikan pabrik industrialisasi di Lotim.

“Potensi kita banyak dan itu harus kita buat menjadi lapangan kerja, salah satu ide yang sedang kami pertimbangkan yakni mendirikan pabrik pengolahan kelapa dan saus,” tuturnya.

Pola pikir masyarakat juga perlu dilakukan perubahan agar tidak selalu menggantungkan hidup sebagai tenaga honorer, tapi juga membangun jiwa wirausaha. Bahkan HDP mengungkapkan keinginannya untuk mendatangkan investor yang lebih banyak ke Lotim agar dapat membuka lapangan kerja baru yang lebih banyak pula. “Kita harus memastikan peluang dan kesempatan kerja yang lebih baik,” jelasnya.

Selain masalah tenaga honorer, kekeringan juga menjadi fokusnya yang harus segera diselesaikan. Kekeringan di wilayah selatan tak sepenuhnya dapat teratasi dengan hanya mengandalkan bendungan saja, terlebih tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai. “Bendungan kita bangun tapi apa gunanya jika kekeringan tak dapat diatasi,” tegasnya.

Mantan anggota DPRD 4 periode tersebut juga melirik berbagai permasalahan yang ada di Lotim untuk dapat dibenahi, seperti pariwisata, ekonomi, hingga pendidikan yang saat ini masih sangat perlu untuk ditingkatkan. (den)

- Advertisement -

Berita Populer