Lombok Barat (Inside Lombok) – Mahalnya biaya masuk ke wisata kuliner Tanjung Bias, Desa Senteluk, Batulayar banyak dikeluhkan wisatawan. Karena selain membayar parkir, pengunjung juga ditariki biaya masuk. Ternyata, penarikan itu dilakukan karena lahan yang dilewati adalah milik pribadi warga, sehingga biaya masuk itu pun tidak masuk ke kas desa.
Ketua Bumdes Senteluk, Munajab menjelaskan pintu masuk Tanjung Bias sebenarnya ada di sebelah utara Star Cafe. Namun jalur itu jarang diketahui wisatawan karena tidak adanya gapura penanda yang memudahkan wisatawan melihat jalan itu. Karena itu, kebanyakan wisatawan justru masuk lewat lahan warga seperti yang selama ini terjadi.
“Gapura atau pintu masuk Tanjung Bias itu ada di sebelah utara Star Cafe. Masuk lewat sana tidak ada pungutan atau biaya masuk, hanya bayar parkir ketika sudah ada di lokasi saja,” tegas Jajab, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi, Kamis (14/09/2023).
Dijelaskan, terkait penarikan biaya di pintu masuk yang selama ini banyak dilalui wisatawan dan menjadi keluhan, semata-mata karena itu melalui lahan pribadi milik warga. “Penjaga tanah yang ada di situ (yang membuka jalan dan menarik biaya masuk). Karena itu lewat tanah pribadi warga, bukan akses utama Tanjung Bias,” terangnya.
Hasil dari penarikan biaya masuk itu pun diakuinya murni untuk pemilik lahan, dan tidak ada yang masuk ke kas desa maupun pengelola Tanjung Bias. Jajab menuturkan, untuk mengantisipasi persoalan yang menjadi keluhan wisatawan seperti yang terjadi saat ini, pihaknya sudah berkali-kali mencoba mengusulkan kepada Pemda Lobar supaya dapat membantu untuk membebaskan lahan tersebut.
“Itu lah kenapa kami meminta perhatian dari pemda. Karena Tanjung Bias bagian dari penyumbang PAD untuk Lombok Barat. Apalagi setiap bulan kami bayar pajak,” kritiknya. Pihaknya menilai wajar jika mereka meminta perhatian sebagai support dari Pemda Lobar. “Selebihnya tentu kami akan terus berbenah agar menjadi lebih baik,” tandasnya. (yud)