Mataram (Inside Lombok) – Pasar Seni Senggigi mulai ditata Pemprov NTB di 2024 ini. Alokasi yang diberikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk tahap awal yaitu sebesar Rp2,3 miliar.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Jamaludin Malady mengatakan pengalokasian anggaran untuk pasar seni ini akan dilakukan secara bertahap. Karena kebutuhan anggaran berdasarkan proposal yang sudah diajukan yaitu sebesar Rp50 miliar.
“Kita dapat anggaran dari pusat Kemenparekraf Rp2,3 miliar untuk pengerjaan awal. DED proposal yang sudah kita ajukan ke Kemenparekraf dan Bappenas itu kurang lebih Rp50 miliar,” katanya, Senin (9/9) siang.
Pasar Seni Senggigi seluas kurang lebih 1 hektare tersebut akan dijadikan sebagai pusat pertunjukan berbagai kesenian. Dengan dana yang ada nantinya akan dibangun ampliteater sehingga bisa menampilkan kesenian daerah secara rutin. “Kita akan kembalikan Senggigi ke beberapa tahun lalu. Tapi di Senggigi ada kurang atraksi dan untuk menampilkan budaya,” katanya.
Semua kesenian music daerah Sasak, Samawa dan Mbojo akan ditampilkan secara bergantian. Sehingga nantinya menjadi daya tarik wisatawan untuk bisa datang ke Senggigi dan kondisi salah satu destinasi wisata andalan tersebut bisa kembali lagi seperti sebelumnya. “Nanti tiap beberapa jam akan ditampilkan kalau sudah terbangun ya,” katanya.
Pengerjaan proyek Pasar Seni Senggigi sudah mulai dikerjakan dengan dana awal yang diberikan. Untuk menyelesaikan seluruh pengerjaan, Pemprov NTB juga mengalokasikan anggaran pada ABPD 2025 yaitu sebesar Rp2,3 miliar.
“Tidak ada persoalan. Kejaksaan perlu presentasi dari kami apa pembangunannya, siapa pemenangnya, berapa anggarannya. Karena baru ini, dan pemenangnya sudah ada,” katanya.
Sementara terkait dengan adanya tiga bangunan yang masih ada di lokasi tersebut, Jamal mengatakan sudah ada alternatif yang akan dilakukan. Sehingga pembangunan bisa tetap berjalan.
“Ada kena sedikit dengan bangunan itu. Seandai belum selesai masalah hukum antara PT. Sultan pemilik tiga bangunan itu dengan PT. Rajawali dan BPN maka nanti akan pindahkan untuk lokasi toilet agar tidak kena. Sambil menunggu proses hukum,” katanya.
Dipastikan keberadaan tiga bangunan tersebut tidak akan menghambat proses pembangunan yang sedang berjalan. “Ini kan buat amfiteater. Bukan pembangunan yang menggunakan beton,” terangnya.
Setelah pembenahan di Pasar Seni Senggigi ini rampung, Dinas Pariwisata Provinsi NTB tetap mengakomodir pelaku usaha setempat. Kebijakan ini agar para pelaku usaha bisa ikut merasakan dampak dari perbaikan yang sudah dilakukan pemda.
“Ini kan belum jadi. Akomodir pelaku usaha setempat dan kota tidak akan anak tirikan. Orang -orang yang berusaha kemarin itu kita masukkan lagi biar tidak hilang mata pencahariannya. Nanti bagaimana payung hukumnya. Kan ini belum jadi sekarang,” tegasnya. (azm)