26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaPendidikanLestarikan Adat dan Budaya dari Sekolah

Lestarikan Adat dan Budaya dari Sekolah

Lombok Timur (Inside Lombok) – Pelaksanaan hari ulang tahun (HUT) sekolah biasanya dilakukan penuh dengan seremonial seperti konser dan lainnya. Namun berbeda dengan SMAN 1 Pringgasela (Smansala), yang mengangkat adat dan budaya untuk ditampilkan sebagai upaya pelestarian.

Ketua Panitia HUT SMAN 1 Pringgasela, Habib Zul Alwi mengatakan pelaksanaan HUT dengan berbagai macam lomba dan konser kemeriahan sudah biasa dilakukan oleh sekolah lain. Karena itu pihaknya memilih cara lain yakni mengangkat adat dan budaya untuk ditampilkan pada HUT Smansala ke-22.

“Kita tidak semata-mata hanya untuk memeriahkan saja, melainkan kita angkat adat dan budaya sebagai bentuk pelestarian dari kita generasi bangsa, kalau bukan kita siapa lagi?” terangnya, Rabu (13/12/2/2023).

Ia mengatakan dalam Gelaran Budaya pada tahun ini yakni ‘Pade Reme’ atau bersama-sama berkolaborasi dengan semua pihak dalam melestarikan adat dan budaya di tengah masyarakat utamanya di Kecamatan Pringgasela. Dalam gelaran ini siswa-siswi Smansala menampilkan prosesi adat dari empat desa di Kecamatan Pringgasela yakni Desa Aikdewa dengan ritual Ngalun Aik Kokok, Pringgasela dengan ritual Boteng Tunggul, Jurit dengan Gendang Beleq, dan Pengadangan dengan ritual Betetulaq.

“Empat desa itu memiliki ritual adat yang sangat bermakna, tak hanya mengenai ritual saja namun juga ada edukasi di dalamnya yang saling menghargai antar manusia dan tuhan, sesama manusia, dengan alam, dan makhluk ciptaan tuhan lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Smansala, Taufik Fansuri mengapresiasi apa yang dilakukan oleh para siswa dengan menampilkan ritual adat yang beragam dari empat desa, dan festival budaya seperti itu kerap kali dilaksanakan oleh para siswa-siswi setiap tahunnya. “Setiap tahun siswa-siswi mengangkat tema yang berbeda-beda dan tentunya tentang mengangkat budaya,” tuturnya.

Ia berharap dengan ritual adat yang dilaksanakan siswa-siswinya dapat terus terjaga keberadaanya, terlebih mereka adalah generasi bangsa berikutnya yang akan terus mengangkat budaya nenek moyang agar tidak tergerus oleh zaman.

“Adat dan budaya harus kita jaga agar tidak sampai punah, melalui kolaborasi festival budaya ini juga kita berharap terciptanya kekompakan antar siswa-siswi sehingga terhindar dari hal negatif,” imbuhnya.

Perwakilan Balai Guru Penggerak NTB, Ari David juga mengapresiasi mengapresiasi langkah yang diambil oleh siswa Smansala untuk menampilkan adat dan budaya masyarakat yang dikemas dengan sangat meriah.

Ia sempat berpikir kalau yang adat dan budaya ditampilkan hanya sekilas karena beberapa event budaya yang di sekolah lain dilaksanakan seperti itu. Namun tidak dengan Smansala yang mengemas segala bentuk prosesi $ngan sangat meriah dan terkonsep rapi.

“Ini seolah menampilkan sebuah kesuksesan sekolah bergerak yang dikemas dengan panen karya dan panen budaya,” tuturnya.

Adi berharap semoga kegiatan tersebut dapat memberikan sukses poin dalam penyelenggaraan sekolah merdeka dan gelaran itu akan ia bawa dan ceritakan ke pihak provinsi maupun pusat. (den)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer