Mataram (Inside Lombok) – Masa pendaftaran peserta didik baru (PPDB) masih berlangsung. SMK swasta di Kota Mataram mengeluhkan minimnya siswa yang mendaftar ke sekolahnya. Diduga, kondisi tersebut karena sekolah-sekolah negeri banyak yang menambah rombongan belajar (rombel) dari batas sewajarnya.
Wakasek Kesiswaan SMK Muhammadiyah Mataram, Muhammad Tauhid mengatakan saat ini jumlah peserta didik baru yang sudah mendaftar ulang di sekolahnya sebanyak 10 orang siswa. Kekurangan siswa ini sudah biasa dirasakan sekitar lima tahun terakhir. “Sekolah swasta yang beginilah kondisinya. Ada sekolah swasta yang tidak ada (siswa) mendaftar,” katanya.
Ia mengatakan, siswa yang mendaftarkan diri di SMK Muhammadiyah juga diduga sudah mendaftarkan diri di sekolah lain. Sehingga jika tidak diterima di sekolah negeri, maka akan melanjutkan di sekolah swasta tersebut. “Bisa jadi yang mendaftar ini sedang menunggu di negeri. Seperti siswa yang sudah daftar itu saya hubungi ternyata sudah masuk di sekolah lain,” katanya.
Menurutnya, minimnya siswa yang masuk ke swasta diduga karena ada penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri. Hal ini berdampak, para siswa yang akan melanjutkan sekolah lebih banyak memilih di sekolah negeri. “Itu yang sering terjadi. Itu yang kita dengar di teman-teman itu ada yang nambah dua atau tiga. Misalnya kuota 12 rombel bisa jadi 15 gitu,” katanya.
Ia mengharapkan, aturan rombel ini bisa dipatuhi oleh semua sekolah. Sehingga sekolah swasta yang lain mendapatkan jatah peserta didik baru. “Ini yang lah yang terjadi yang lain belum dapat. Kita tidak ada zonasi dan dari mana-mana kita terima,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia PPDB Provinsi NTB, Muhammad Hidril mengatakan sejauh ini sekolah sudah mematuhi aturan rombel. Namun jika ada penambahan rombel yang dilakukan, hal tersebut merupakan kebijakan terutama Gubernur NTB. “Itu kebijakan kepala dinas dan Gubernur. Jadi itu dari penentu kebijakan bukan kita yang dari panitia. Kalau panitia misalnya 10 ya kita tetapkan 10 rombel,” katanya.
Ditegaskannya, meski ada penambahan rombel masih banyak siswa yang belum memilih sekolah untuk melanjutkan sekolah. Batas rombel secara keseluruhan yaitu sebanyak 12 rombel. “Masih banyak juga anak yang belum terjaring. Paling nambahnya tidak seberapa,” katanya.
Ia menyarankan, untuk menarik peserta didik baru pihak sekolah diminta untuk berbenah. Program-program pengembangan siswa perlu ditingkatkan. “Profil, penampilan, peran serta dan prestasi perlu ditingkatkan,” katanya.
Jika hal ini dikembangkan, maka tidak menutup kemungkinan banyak masyarakat yang akan memilih sekolah-sekolah swasta. Namun terkait kebijakan gratiskan seragam sekolah, Ia mengatakan bukan termasuk program untuk pengembangan siswa. “Kalau saya justru bagaimana mengaktifkan siswa ini supaya dia tetap berminat di sekolah itu. Karena kalau tidak ada itu tidak berminat siswa sekarang,” tegasnya. (azm)