Mataram (Inside Lombok) – Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Mataram memiliki program belajar selama 4 tahun. Keunggulannya dibanding program reguler belajar 3 tahun di sekolah setingkat sederajat lainnya, lulusan program tersebut sudah banyak terserap tenaga kerja dan mampu menciptakan lapangan usaha sendiri.
Kepala SMK PP Mataram, Sugiarta mengatakan banyak di antara para lulusan 4 tahun SMK PP Mataram yang membuka usaha sendiri seperti membuka klinik hewan sendiri, menjadi inseminator dan masih banyak lagi. Karena sebelumnya mereka sudah dibekali dengan skill atau kemampuan untuk bisa diterima bekerja di sebuah perusahaan maupun berusaha.
“Lulusan ini mereka ada yang langsung bekerja, itu yang terserap tenaga kerja 70 persen, paling 15 persen yang kuliah, sisanya buka usaha sendiri. Tidak ada yang menganggur, itu kelebihan sekolah 4 tahun, siap bekerja,” ujar Sugiarta, Selasa (14/5).
Para siswa siswi yang mengikuti program belajar selama 4 tahun ini melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) selama beberapa bulan. Tentunya untuk mengasah kemampuan mereka, ketika nanti terjun ke dunia kerja seperti pada bidang kesehatan, mereka melaksanakan PKL selama 9 bulan, baru kemudian dinyatakan kompeten ketika uji kompetensi.
“Kedua program 4 tahun yang kompetensi keahlian pemuliaan dan pembibitan tanaman ini dibuat menjadi kelas wirausaha di PT BC. Mereka 6 bulan dilapangan dan lulus uji kompetensi,” tuturnya.
Selanjutnya mereka siap, jika setelah lulus nanti bekerja di perusahaan yang membutuhkan keahlian mereka. Selain mereka mendapatkan ijazah setelah lulus nanti, para siswa ini sudah mengantongi hasil uji kompetensi keahlian mereka masing-masing.
“Yang luar biasa, kami dapatkan adalah anak-anak ini sudah punya usaha di bidang perbenihan, kesehatan hewan dan sudah bekerja, ada yang sudah berangkat ke Jepang. Ada yang sedang training di Bali,” jelasnya.
Untuk para siswa yang berangkat Jepang mereka magang di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Saat ini baru ada 2 siswa magang ke Jepang, tentunya keberangkatan mereka ke Jepang tidak hanya magang, tetapi sekaligus meningkatkan skill siswa. Sementara itu, masih ada 10 siswa yang akan diberangkatkan magang ke Jepang.
“Jadi dari sekolah yang rekrut, oleh perusahaan dilakukan tes, kalau memenuhi syarat, tinggal training dan berangkat. Jadi 10 menyusul ini biaya training dan semuanya ditanggung oleh sekolah, karena dapat bantuan dari SMK Pusat Keunggulan. Yang 2 sekolah bantu, dan biaya ongkosnya tanggung sendiri. Karena keahlian dan etos kerja yang tinggi, ini program belajar 4 tahun,” demikian. (dpi)