Mataram (Inside Lombok) – Sekitar 55 hektare lahan di area Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) terbakar. Peristiwa itu diduga terjadi karena ada unsur aktivitas dan kelalaian manusia, ditambah dengan kondisi kemarau saat ini sehingga banyak daun dan ranting kering yang mudah terbakar.
“Lokasi awal di Kawasan Gomongan TNGR di Desa Sembalun Lawang, penyebabnya diduga karena aktivitas manusia atau kelalain manusia. Di lokasi tersebut sudah pernah terbakar pada 2019 lalu, karena bahan bakarnya potensial (daun dan ranting kering, Red) memang sangat tinggi,” ujar Penanggung Jawab Kebakaran TNGR, Lalu Santawana saat ditemui di kantor, Kamis (2/11).
Sampai saat ini masih dilakukan pemadaman titik api, karena dikhawatirkan akan menjalar ke jalur pendakian hingga ke lahan milik warga. Diterangkan, pada Rabu (1/11) malam terpantau masih ada titik api di sekitar lokasi yang terbakar dan semakin melebar.
“Semak belukar sudah coklat dan sangat-sangat rawan, ada pemantik sedikit sudah cepat dan mudah terbakar, ditunjang dengan topografi terjal, kecepatan angin lumayan kencang. Makanya kalau sudah terbakar sulit diprediksi akan ke mana,” terangnya.
Memasuki hari ketiga kebakaran ini, pihaknya sudah melakukan rapat evaluasi untuk pemadaman api. Upaya pemadaman langsung di lokasi diakui akan sulit karena kendala medan, serta cuaca dan sumber air yang sulit dicari. Karena itu para pemadam harus turun bolak-balik ke Sembalun untuk mendapatkan air, karena di sekitar lokasi kebakaran tidak ada air untuk pompa punggung.
Dijelaskan, saat ini tinggi api mencapai sekitar 5 meter sehingga perlu pemadaman dengan air. “Yang kebakaran ini semak-belukar, bahkan hajar juga semau pohon karena semak-semaknya sudah tinggi, sudah bisa mencapai cabang pohon,” jelasnya.
Saat ini, per Kamis (2/11), pihaknya fokus membuat ilaran api agar tidak mengarah ke jalur pendakian maupun lahan milik warga. Diakui, jika kebakaran meluas bisa saja menimbulkan korban jiwa dan harta benda.
Sementara itu, untuk penutupan jalur pendakian saat ini masih melihat situasi kebakaran. “Kita lihat perkembangannya sampai nanti sore (Kamis, 2 November). Kalau kebakaran masih terjadi, kemungkinan kita akan tutup di jalur Sembalun. Mungkin nanti kita arahkan yang sudah booking atau sudah pesan onlinenya di arahkan ke pintu Torean, Senaru,” tandasnya. (dpi)