Lombok Barat (Inside Lombok) – Kasus hilangnya kendaraan yang terparkir di kompleks perkantoran Pemda Lobar kembali terjadi. Dilaporkan, sepeda motor milik mantan ajudan Bupati Lobar raib di parkiran Aula Kantor Bupati Lobar, Senin (18/9) kemarin.
Sebelumnya, kurang dari sebulan lalu, kejadian serupa juga menimpa seorang warga Gunungsari yang kehilangan sepeda motornya pada 29 Agustus lalu. Kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) ini pun telah beberapa kali terjadi di pusat pemerintahan Lobar itu.
Kasat Pol PP Lobar, Bq. Yeni S Ekawati mengatakan kendaraan itu diduga dicuri saat pemiliknya sedang mengurus sesuatu di dekat Aula tersebut. Saat ditinggal, pemiliknya lupa mencabut kunci yang masih tergantung di sepeda motornya.
Minimnya kamera CCTV di kawasan itu pun menyebabkan pihak terkait kesulitan untuk melakukan pelacakan saat terjadi kehilangan, sekaligus melancarkan aksi pelaku. “Saya berharap semua untuk menjaga kendaraan masing-masing, karena terakhir-terakhir kendaraan yang hilang ini, yang kuncinya masih menempel di motor. Bagaimana (kita mengantisipasinya), karena keterbatasan (anggota) juga,” ujarnya saat dikonfirmasi usai mengikuti paripurna di gedung DPRD Lobar, Senin (18/09/2023).
Ia tak memungkiri, minimnya CCTV di area itu serta banyaknya gerbang akses masuk dan keluar di kompleks perkantoran pemda itu menjadi salah satu kendala bagi pihaknya. “Pintu terlalu banyak di Kantor Bupati ini,” imbuhnya.
Diceritakan, saat kejadian kehilangan kendaraan itu, fokus pengamanan Satpol PP terbagi dua. Selain mengamankan Rapat Pimpinan (Rapim) di Aula Kantor Bupati, anggotanya juga melakukan pengamanan hearing warga Sekotong yang berlangsung bersamaan di DPRD Lobar.
Padatnya agenda di kantor pemerintahan itu seringkali membuat personel yang bisa disiagakan terbatas. “Makanya saya harapkan entah ASN, atau tamu yang berkunjung ketika parkir di tempatnya dan kunci (stang) motor supaya kendaraannya aman, tidak dilirik oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” imbaunya.
Yeni mengaku, pihaknya sudah sering kali mengajukan pengadaan fasilitas pendukung untuk keamanan di komplek perkantoran pemda tersebut kepada OPD yang berkaitan. Baik itu untuk gembok gerbang, CCTV, hingga alat parkir berbayar seperti dipergunakan universitas maupun pusat pelayanan. Namun diakuinya pihaknya hanya terus dijanjikan tanpa ada realisasi.
“Kami selalu diberikan jawaban, nanti, besok, nanti, besok. Kan lama-lama jadi malu juga saya minta itu-itu saja. Saya dari awal masuk di Pol PP saya minta itu,” bebernya.
Namun yang pasti, kata dia, kasus kehilangan kendaraan di area pusat perkantoran Pemda Lobar itu menjadi perhatian serius pihaknya. Sehingga pihaknya akan mengupayakan, agar rencana penganggaran pemasangan alat parkir di pintu masuk dan keluar tersebut dapat terealisasi pada anggaran 2024 mendatang.
‘’Dan itu harganya tidak murah. Rp100 juta untuk dua alat. Memang mahal tapi yang penting aman lingkungan kantor Bupati ini. Agar tidak ada lagi informasi kehilangan,” pungkas perempuan berkacamata ini.
Terkait dengan langkah antisipasi sementara agar kejadian serupa tak terus-terusan terjadi, Yeni mengatakan pihaknya tetap mengingatkan kepada anggotanya yang berjaga saat piket untuk lebih sering patroli. “Silakan anggota tidak duduk manis di pos piket, dia menyebar ke lokasi-lokasi yang dianggap rawan,” tandasnya. (yud)