Mataram (Inside Lombok) – Potensi bahaya krisis air bersih di masa mendatang menjadi ancaman. Karena disebabkan menurunnya sumber daya air dan tingginya kebutuhan masyarakat akan air bersih. Belum lagi ditambah dengan kondisi musim kering beberapa bulan belakangan ini.
Ketua umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI), Lalu Ahmad Zaini mengatakan kurangnya sumberdaya air maka tidak mustahil ke depan air menjadi masalah utama masyarakat, karena sumberdaya air berkurang disisi lain kebutuhan meningkat.
“Saya pernah diskusi dengan wapres tentang konsep pengelolaan air. Negara harus hadir disini, desa ada alokasi, kesehatan ada alokasi, nah air ini urusan pokok dan mendasar bagaimana alokasinya,” ujar Zaini, Rabu (4/10).
Ia menilai pentingnya menjaga cadangan air di masa mendatang. Baik melalui pengelolaan air sungai, memastikan air hujan terserap dengan baik, hingga potensi penyulingan air laut.
“Sekarang kita harus sudah berfikir bagaimana air hujan ini bisa masuk ke tanah, jangan semua terbuang ke laut. Saya juga sangat setuju kalau waduk atau bendungan itu bisa menampung air hujan,” terangnya.
Saat ini data Perpamsi menggambarkan layanan perpipaan di Indonesia baru mencapai 20 persen. Untuk itu butuh cara berbeda pemerintah dan semua pihak dalam pengelolaan air yang lebih baik. Dimana konsep pendekatan air itu tidak bisa dibatasi dengan administratif. Hal hal semacam ini harus bisa diselesaikan secara regional, dan pengelolaan bisa dilaksanakan dengan Kerjasama.
“Sudah waktunya air bersih ini dikelola secara terpusat, misalnya di Pulau Lombok. Jadikan satu kesatuan, jangan diserahkan pengelolaannya kepada PDAM ini, PDAM itu, serahkan kepada profesionalnya,” katanya.
Sementara itu, persoalan kekeringan tidak bisa diatasi hanya dengan cara-cara penanganan dampak jangka pendek, apalagi yang sifatnya sesaat. Untuk mengatasi kekeringan, pemerintah harus membangun akses yang memadai untuk menyalurkan air bersih kepada masyarakat.
“Ketersediaan air masih ada, Hanya tidak terdistribusi secara merata. Ada wilayah-wilayah yang masih melimpah air, ada juga wilayah lainnya yang krisis air bersih. Dengan pengelolaan oleh SPAM regional, distribusi air bersih bisa dilakukan secara merata,” jelasnya. (dpi)