32.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaRagamLebaran bagi Para Penghuni Panti Jompo: Tak Ada Mudik Karena Tak Ada...

Lebaran bagi Para Penghuni Panti Jompo: Tak Ada Mudik Karena Tak Ada Tempat Kembali

Mataram (Inside Lombok) – Hari Raya Idulfitri biasanya menjadi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga. Namun tidak bagi penghuni lanjut usia di Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika Provinsi NTB. Kebanyakan dari mereka tidak pulang kampung, lantaran tidak ada lagi tempat kembali. 

Kasubag TU Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika Provinsi NTB, Rudi Handoyo mengatakan jumlah penghuni panti sebanyak 80 orang. Dari jumlah ini sekitar 30 persen penghuni sudah dipulangkan agar bisa berkumpul dengan keluarganya saat lebaran nanti.

“Tidak semuanya pulang kampung. Karena ada tiga kategori yaitu mandiri, setengah mandiri dan bedrest total. Kalau yang mudik-mudik ini yang mandiri,” katanya, Jumat (5/4) pagi. Para penghuni panti yang tidak pulang mudik pun karena sudah tidak memiliki keluarga. Rata-rata penghuni panti yang ada terlantar atau tidak ada yang mengurusnya.

Bagi yang mudik lebaran, sudah diantar oleh petugas dan nanti akan dijemput kembali pada 16 April mendatang atau pasca lebaran. Namun banyak dari mereka yang balik ke panti lebih awal. “Sekitar 3 atau empat hari mereka sudah ada yang diantar ke sini,” katanya.

Disebutkan, sekitar 20-an penghuni panti sakit sehingga membutuhkan perawatan khusus. Mulai dari mandi, minum, makanan hingga buang air membutuhkan bantuan petugas. “Namanya orang tua yang sakit kita memandikan,” katanya.

Rata-rata puluhan penghuni panti tersebut berasal dari Pulau Lombok. Karena khusus di Pulau Sumbawa sudah ada panti jompo yang disiapkan. “Di sini namanya pusat pelayanan sosial lanjut usia mandalika provinsi NTB. Kalau yang lain pulau Sumbawa juga ada,” katanya.

Sementara itu, salah seorang penghuni panti, Papuq Sayuti mengatakan tidak balik ke kampung halamannya tahun ini. Pasalnya, semua anggota keluarganya sudah meninggal dunia sehingga tidak ada keluarga dekat yang akan ditemui.

“Sudah meninggal semuanya. Jadi tinggal sendiri makanya lebih baik disini. Makan tiga kali sehari, olahraga, mengaji, shalat di sini,” katanya. Warga asli Kota Mataram ini memilih tidak berkumpul dengan keluarga karena merasa lebih nyaman tinggal di panti. Semua kebutuhan disiapkan jadi hanya tinggal menikmati masa tuanya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer