32.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaTradisi BudayaLestarikan Kesenian Tradisional, Jumlah Pagelaran Harus Lebih Masif

Lestarikan Kesenian Tradisional, Jumlah Pagelaran Harus Lebih Masif

Mataram (Inside Lombok) – Komunitas kesenian tradisional di NTB sudah mulai khawatir dengan keberadaan seni di tengah perkembangan industri digital saat ini. Guna sama-sama menjaga dan melestarikan seni tradisi yang ada, para anggota komunitas menggelar diskusi dengan tema “Menatap Masa Depan Seni Tradisi di Era Digitalisasi Industri Pariwisata”.

Ketua Sanggar Sri Trune Jaya, Mariadi mengatakan komunitas seni tradisional bukan hanya untuk menjadi salah satu sumber ekonomi. Tapi bagaimana kesenian tradisional harus tetap dilestarikan terutama oleh para generasi muda. “Saya setuju sekali bahwa memang tidak selama seni budaya itu menjadi komoditas yang hanya dijual saja, tapi yang kita harapkan bagaimana keberlangsungan dari seni tradisi ini bisa berjalan,” katanya, Kamis (5/7) sore.

Ruang-ruang kreatif menjadi salah satu fasilitas yang diharapkan bisa lebih banyak lagi dilengkapi. Dengan adanya ruang kreatif tersebut, para komunitas seni tradisional bisa memanfaatkannya selain sebagai ajang sosialisasi kepada masyarakat tetapi juga melestarikannya. “Kami generasi muda ini selalu tertarik untuk melestarikan seni budaya tradisi ini. Itu salah satu yang kami harapkan,” katanya.

Ia mengatakan, banyak program-program pemerintah pusat yang mengakomodir kesenian tradisional. Hanya saja sosialisasi di daerah masih sangat kurang sehingga banyak komunitas yang tidak tahu informasi tersebut. “Bisa mengakses dana indonesiana. Alhamdulilah kemarin kami ke Moskow kami didanai oleh Indonesiana. Dari pemerintah daerah baik dari Dinas Kebudayaan atau pariwisata mensosialisasikan program-program ini,” ujarnya.

Di sisi lain, upaya untuk mempromosikan daerah khususnya tradisi yang ada, bisa melalui program desa wisata. Hal ini untuk menarik wisatawan agar bisa tinggal lebih lama saat berkunjung ke NTB. Tidak hanya menggaungkan Desa Sade Lombok Tengah yang sudah terkenal, akan tetapi pemerintah bisa memperkenalkan kehidupan masyarakat pedesaan.

“Di Sade itu mungkin mereka jenuh kali kan. Pemerintah perlu mencanangkan wisata desa. Bagaimana aktivitas di desa, itu bisa menjadi paket wisata yang bisa mereka kunjungi atau nikmati,” katanya.

Dengan desa wisata tersebut, para wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam. Tetapi juga bisa mengetahui aktifitas sehari-hari masyarakat hingga mengetahui mata pencahariannya. “Pemerintah harus menggiatkan. Kalau masyarakat ini kan masih sifatnya kalau ada tamu baru mereka,” ucapnya.

Untuk bisa mengembangkan desa wisata tersebut maka infrastruktur harus dilengkapi. Sehingga akses para wisatawan bisa lebih mudah dan hal ini memerlukan kerjasama antara pemerintah dan juga masyarakat. “Kita terkait dengan dana, bagaimana mengembangkan desa itu menjadi sebuah wisata yang akhirnya bisa dikunjungi oleh mancanegara maupun lokal. Artinya kita butuh juga kolaborasi pemerintah dan masyarakat,” ujarnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer