32.5 C
Mataram
Rabu, 5 Februari 2025
BerandaDaerahWarisan Turun Temurun, Ritual Empas Menanga Mual Jaga Kelestarian Budaya di KLU

Warisan Turun Temurun, Ritual Empas Menanga Mual Jaga Kelestarian Budaya di KLU

Lombok Utara (Inside Lombok) – Ritual tahunan Empas Menanga Mual merupakan tradisi adat istiadat di Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Ritual ini dilakoni masyarakat sejak nenek moyang dahulu, sehingga menjadi budaya masyarakat setempat sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat diberikan sang pencipta.

Sebagai upaya terus melestarikan budaya, warga Desa Akar-akar melakukan ritual Empas Menanga di Menanga Mual (muara Mual). Pada acara Ritual ini ribuan warga masyarakat hadir, tidak hanya dari Desa Akar-Akar saja melainkan dari luar desa bahkan luar Kecamatan Bayan ikut serta hadir.

“Kegiatan yang diselenggarakan ini sebagai upaya melestarikan budaya yang diwariskan oleh para leluhur, dan ini bisa dijadikan sarana silaturahmi mempererat hubungan antar sesama,” ujar Bupati KLU, Djohan Sjamsu.

Kegiatan Empas Menanga Mual perlu terus kita jaga dan dilestarikan, karena Indonesia sudah menjamin bahwa hukum adat sudah berlaku di setiap wilayah di Indonesia, khususnya di wilayah KLU. Dalam hal ini pemerintah daerah sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan sebagai agenda tahunan, sebagai komitmen dalam melestarikan budaya dan lingkungan.

- Advertisement -

“Tentunya kita bersyukur dengan adanya kegiatan seperti ini, karena banyak sekali manfaat yang diperoleh. Mudah-mudahan kedepannya makin ramai, sehingga bisa membangkitkan ekonomi masyarakat serta bisa terus menjaga tradisi nenek moyang kita terdahulu,” imbuhnya.

Sementara itu Kades Akar-Akar, Budi Priyo Santoso menuturkan ritual Empas Menanga yang diselenggarakan setiap tahunnya, menjadi acara yang sangat ditunggu oleh masyarakat tidak hanya yang berada di wilayah akar-akar saja tetapi Kecamatan Bayan secara keseluruhan.

“Kegiatan ini tidak hanya tentang meng-empas menanga saja, tetapi bagaimana kita berkumpul bersilaturahmi. Adapun masyarakat yang hadir disini tentunya tidak. hanya menyaksikan ritual melainkan bisa langsung mencari ikan, udang, sidat serta lainnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, karena ditempat ini beberapa bulan lalu lebih dari 40 ribu ikan sudah dilepas oleh Dinas Kelautan, Perikanan Provinsi NTB dan DKP3 KLU. Sehingga masyarakat bisa menangkapnya untuk kebutuhan mereka. “Tradisi ini sangatlah unik karena tidak ada di wilayah lain, dan hanya ada di Desa Akar-Akar Kecamatan Bayan,” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer