Mataram (Inside Lombok) – Kepala Stasiun Geofisika BMKG Mataram Agus Riyanto menjelaskan tentang potensi tsunami yang dapat terjadi di Lombok. Ini berdasarkan uji lab dari pasir di pantai Lombok bagian selatan. Hasilnya, diperkirakan sekitar 500 tahun yang lalu pernah terjadi tsunami di wilayah itu.
Ia menyayangkan pemberitaan beberapa media yang tidak utuh menyampaikan informasi kepada masyarakat. Sehingga seolah-olah akan ada tsunami besar terjadi di masa mendatang. Meskipun potensi itu memang tetap ada, mengingat Lombok diperkirakan pernah mengalami tsunami ratusan tahun lalu.
Pada tahun 2012, pakar gempa dan tsunami dari Brigham Young University Amerika Serikat, Prof Ronald Harris, PhD bersama BMKG melalukan penyisiran di pantai bagian selatan Lombok. Ditemukan pasir pada kedalaman satu meter kemudian diuji. Berdasarkan hasil uji lab itu, diperkirakan itu merupakan pasir tsunami 500 tahun lalu.
“Selain itu, ditemukan lagi pasir yang diperkirakan berusia seribu tahun. Jadinya seribu tahun lalu juga pernah ada tsunami,” ujar Agus Riyanto, di Mataram, Kamis (04/07/2019).
Ia mengatakan semua yang disampaikan itu berdasarkan uji lab yang dilakukan selama ini. Sehingga patut kiranya masyarakat perlu untuk waspada atas kemungkinan adanya tsunami di masa mendatang.
“Ini untuk kita bisa lebih waspada dan menyiapkan mitigasi bencana apabila nanti terjadi tsunami di Lombok,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah mengingatkan agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pemberitaan tentang isu tsunami di Lombok. Menurutnya, itu merupakan hasil uji yang semestinya dapat membuat masyarakat menjadi lebih waspada.
“Yang paling penting saat ini adalah bagaimana skenario mitigasi pemerintah bersama masyarakat dalam menghadapi bencana. Itu yang perlu kita persiapkan. Jadi tidak usah panik,” ujarnya.