Lombok Barat (Inside Lombok) – Sapri, laki-laki berusia 25 tahun ini tak ada kabar setelah gempa dan tsunami mengguncang Palu, Sulawesi Selatan. Ia adalah warga Dusun Bilekedit Utara Desa Babussalam Lombok Barat.
Salah satu keluarganya yang merasa cemas menunggu kabar Sapri ialah Mariah. Ia tak bisa menahan air matanya ketika ditanya kabar sang adik. Memikirkan peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi di Kabupaten Donggala dan Palu beberapa waktu lalu, semakin membuatnya bersedih.
Bagaimana tidak, sang adik yang pergi merantau dua tahun lalu ke Donggala hingga kini tak bisa ia hubunginya. Rasa cemas pun sangat terasa ketika menemui Mariah dan keluarganya di Dusun Bilekedit Utara Desa Babussalam, Rabu (03/10/2018).
Hampir tiap saat keluarganya terus memantau perkembangan bencana gempa di Sulawesi itu melalui televisi. Berharap ada sedikit kabar yang menerangkan jika sang adik masih dalam keadaan hidup dan sehat.
Mariah pun menceritakan kepergian adiknya yang merantau ke Sulawesi. Dua tahun lalu, pria berumur 25 tahun itu meminta izin kepada darinya dan orang tuanya untuk pergi bekerja menyusul sepupunya yang lebih dahulu ada di Sulawesi.
Selama di sana, Sapri kerap memberikan kabar kepadanya. Baik kondisinya disana, hingga kerjaanya yang tengah digelutinya.
Bahkan ketika bencana gempa bumi melanda Lombok beberapa pekan lalu, membuat sang adik setiap saat menghubunginya dan keluarganya. Memastikan jika seluruh keluarganya yang berada di Desa Babussalam itu dalam keadaan baik-baik saja.
“Pas gempa di Lombok saya hubungi adik saya bisa nyambung dia. Saya tanya dia kerja dimana, dia bilang di kecamatan Donggala,” ujarnya.
Hanya saja sang adik belum juga kembali pulang. Bahkan mendengar kabar bencana melanda Donggala membuat rasa risau kembali melanda.
Terlebih saat dihubungi, tak ada kabar yang terdengar. Bahkan sepupu yang tinggal disana hilang kontak.
“Sampai sekarang belum bisa,” ujarnya.
Kini ia bersama keluarga hanya bisa berharap dapat anak ke-4 dari bersaudara itu dalam keadaan selamat. Dan bisa segera kembali ke Lombok.
“Saya berharap adik saya selamat dan cepat pulang. Keluarga di rumah terus menunggu dan khawatir,” harapnya.
“Nah di Donggala ini ada satu keluarga, di sana pak Maksun namanya, sama istri dan anaknya tiga. Dan sama sepupunya itu, si Sapri itu,” ungkap Kepala Desa (Kades) Babussalam, M Zaini.
Menurutnya, keluarga Maksun dan Sapri ini yang belum bisa dihubungi hingga kini. Pihaknya pun sudah meminta kepada Basarnas dan BNPB untuk mencarikan warganya di Donggala itu. (IL3)