Jakarta (Inside Lombok) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau daerah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering pada 2020 agar meningkatkan kewaspadaan dari berbagai dampak kekeringan.
“Perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia merincikan, wilayah yang diprediksi akan mengalami kemarau lebih kering yaitu di sebagian Aceh, sebagian pesisir timur Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung bagian timur, Banten bagian selatan, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah dan utara, sebagian Jawa Timur.
Juga di Bali bagian timur, NTB bagian timur, sebagian kecil NTT, Kalimantan Timur bagian tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Maluku bagian barat dan tenggara.
Sementara sejumlah wilayah akan mengalami musim kemarau lebih awal yaitu di sebagian wilayah Bali, Nusa Tenggara, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian utara dan selatan.
Untuk itu diimbau para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal.
“Pemangku kepentingan dan masyarakat diharapkan untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih,” tambah dia.
Selain itu, para pemangku kepentingan dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.
BMKG memprakirakan awal musim kemarau 2020 akan dimulai pada April mendatang, sedangkan puncak musim kemarau di sebagian besar daerah zona musim diprediksi akan terjadi Agustus 2020. (Ant)