Lombok Tengah (Inside Lombok) – Petani tembakau di Lombok Tengah mengkhawatirkan dampak berkurangnya kuota pembelian tembakau virginia oleh perusahaan rokok. Pengurangan kuota itu dinilai akan merugikan petani.
Salah satu petani di Desa Landah, Kecamatan Praya, H. Holan Asri belum lama ini mengatakan, rata-rata perusahaan tembakau pada tahun ini mengurangi jatah pembelian tembakau. Karena ada pengurangan jatah dari perusahaan induk.
“Misalnya dari PT Bentoel induknya di Amerika. Dia memberikan kuota 8000 ton pembelian tembakau 2020 dikurangi 1000 ton dari pembelian,” katanya.
Dikatakan, pengurangan kuota pembelian ini juga menyebabkan perusahaan mengurangi petani yang bermitra dengan perusahaan.
“Terpaksa harus dikurangi petani mitranya. Itu yang miris. Kasihan, kan. Istilahnya PHK. Tahun lalu kuotanya 9000 ton, kan,” imbuhnya.
Holan Asri yang juga merupakan petani tembakau mitra itu mengatakan, perusahaan tidak mau tahu kalau kualitas tembakau rusak atau tidak sesuai dengan grade yang telah ditetapkan.
Perusahaan batal menyerap tembakau petani. Sehingga akhirnya tembakau itu dijual ke pengepul.
“Kalau mitra, kalau rusak kualitasnya tidak mau tahu. Diistilahkan dibatalkan pembeliannya. Tidak diterima. Tapi saat kita tandatangani perjanjian itu sudah dikasi tahu kita kualitasnya berapa persen yang akan dibeli,” katanya.
Dia mencontohkan, untuk kuota 4 ton yang ditetapkan perusahaan, 70 persen yang diterima perusahaan adalah tembakau berwarna orange.
Kemudian warna lemon atau kuning polos 20 persen dan warna coklat sebesar 10 persen. Kalau ada tembakau warna lain akan ditolak oleh perusahaan.