Lombok Barat (Inside Lombok) – Basarnas ungkapkan adanya peningkatan jumlah kejadian, baik kecelakaan di laut maupun kondisi membahayakan manusia yang terjadi di perairan NTB tahun 2020 ini. Di mana hingga Rabu (10/12/2020) ini tercatat ada 43 kejadian. Sementara pada tahun 2019 lalu tercatat 41 kejadian yang ditangani oleh Basarnas Mataram.
“43 kejadian, itu dari bulan Januari sampai dengan yang karam kemarin, baik itu kecelakaan pelayaran maupun kondisi membahayakan manusia” ungkap Kepala Basarnas Mataram, Nanang Sigit PH, saat ditemui di kantor Basarnas Mataram di Labuapi, Kamis (10/12/2020).
Di mana kondisi membahayakan manusia data korban ada 37 orang dan yang meninggal 24 orang, kemudian sisanya hilang.
“Kejadian ini kan beruntun, di bulan ini aja ada berapa kali kejadian. Mulai kejadian kecelakaan kapal yang ada di Moyo, sebelumnya di Lombok Tengah juga ada nelayan yang hilang, kemudian kemarin kecelakaan kapal selat Lombok” tuturnya.
Sehingga ia menyebut, adanya peningkatan curah hujan dan gelombang tinggi pada cuaca ekstrem saat ini perlu diwaspadai karena berpotensi menyebabkan bencana alam maupun kecelakaan di perairan.
“Bagi masyarakat yang jadi nelayan atau yang hobi mancing perlu perhatikan sekali cuaca, kalau cuaca tidak memungkinkan jangan melaut dulu” imbau Nanang.
Kejadian laka laut yang terdata oleh Basarnas, disebutkan oleh Nanang, sebagian besar disebabkan oleh fenomena alam, yakni tingginya gelombang laut maupun angin kencang.
Namun, lepas dari fenomena alam, laka laut juga banyak terjadi akibat kelalaian manusia itu sendiri. Ia memisalkan, seperti korban swafoto yang hanyut terbawa gelombang.
Nanang juga menuturkan terkait kendala yang selama ini banyak menghambat proses evakuasi dalam laka laut yang ditangani Basarnas. Terutama ketika ada nelayan yang hilang, Basarnas sering kali kesulitan untuk dapat mencari titik hilangnya nelayan.
“Kadang kita ndak tahu dia nyari ikannya di mana, hanya dikabarkan biasanya dia nyari ikannya di sini, di situ, jadi sering kali ini yang jadi kesulitan bagi kami” ungkap Nanang.
Sehingga ia memberi saran, untuk ke depannya supaya bisa lebih intens dalam berkoordinasi antara para nelayan, sebelum berangkat melaut dapat lebih dulu melapor ke koordinator kelompok nelayan yang ada di kawasan mereka.
Dalam situasi dan kondisi saat ini, Basarnas pun mengimbau masyarakat untuk bisa lebih selektif dalam memilih informasi terkait bencana yang terjadi. Guna mengurangi kepanikan dan situasi tidak pasti, disaat cuaca ekstrem seperti saat ini.