Lombok Tengah (Inside Lombok)- Pengerjaan proyek pasar tradisional Renteng, Praya Lombok Tengah sudah tuntas 100 persen pada akhir tahun 2020 lalu.
Rencananya, pasar tradisional yang dibangun dengan dana mencapai Rp114 miliar tersebut akan diresmikan pada tanggal 10 Februari mendatang.
“Akhir 2020 pembangunan tuntas 100 persen. Listrik dan air sebelumnya jadi kendala tapi sekarang sudah siap. Pasar ini akan diresmikan 10 Februari,”kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Lalu Firman Wijaya, Kamis (28/1/2021) di Praya.
Semula, pasar Renteng akan diresmikan setelah pasar tersebut beroperasi. Tapi melihat persiapan yang masih minim maka dilakukan peresmian terlebih dahulu baru kemudian akan ditempati oleh pedagang setelah diresmikan.
Dikatakan Firman, bangunan pasar tradisional itu akan diserahterimakan dulu oleh pemerintah pusat ke Pemda sebelum diresmikan.
Setelah diserahterimakan, maka Pemda harus menanggung sendiri biaya operasional pasar, baik itu terkait dengan listrik, air, kebersihan serta keamanan pasar.
Cleaning servis yang akan menjaga kebersihan pasar juga akan direkrut. Begitu pula dengan satpamnya.
“Bangunan ini akan diserahterimakan sementara ke Pemda untuk dioperasionalkan penuh, termasuk untuk pembiayaan, baik itu listrik dan air, keamanan,”ujar Firman.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Lombok Tengah, Yusup dalam kesempatan yang sama menyebutkan, dari catatan pihaknya, total ada 1.719 pedagang yang akan berjualan di pasar yang diyakini merupakan yang termegah di NTB tersebut.
Data itu merupakan data pedagang sebelum terjadi kebakaran di pasar Renteng yang lama.
“Memang sempat jadi isu kalau pedagang yang ada banyak yang dari luar Lombok Tengah. Tapi ini data dari dulu yang kita usulkan ke pusat saat pembangunan pasar ini,”imbuhnya.
Dikatakan, pemerintah akan menyiapkan berbagai fasilitas bagi pedagang dan juga masyarakat yang datang berbelanja ke Pasar Renteng. Diantaranya adalah pedagang tidak akan lagi berjualan dengan duduk lesehan seperti yang terjadi saat ini.
Di samping itu, pasar tradisional yang dibangun dua lantai itu akan menyiapkan fasilitas modern seperti layanan kesehatan, musala, ruang laktasi hingga tempat penitipan anak.
Pasar Renteng dinilai akan menjadi pasar termegah di NTB. Dengan konsep bangunan hijau, maka akan ada efisiensi terhadap berbagai sumber daya yang digunakan untuk bangunan pasar. Baik itu energi listrik, air, dan sumber daya lain untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
“Tapi harus dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) agar pasar ini ditangani secara profesional,”kata Yusup.