Lombok Barat (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan Lombok Barat ajak Satgas covid-19 dan jajaran Pemda Lobar untuk antisipasi maraknya klaster perkantoran yang saat ini seharusnya menjadi atensi serius. Guna mencegah lonjakan kasus penularan covid-19 yang semakin tinggi. Saat ini ada 113 pasien positif covid-19 yang masih dalam perawatan di Lobar.
Sejauh ini, di beberapa klaster kantor yang muncul di Lobar, pihak kantor justru menutupi kasus tersebut. Sehingga pihak Dikes mengalami kesulitan untuk melakukan tracking kontak pihak yang bersangkutan. Karena Dikes hanya mengusut kasus terkonfirmasi sesuai data yang sudah dirilis.
“Kalau kasusnya ditutup kan, kita mau trackingnya ke mana?” Tanya Kabid P3KL Dikes Lobar, dr. Ahmad Taufik Fathonoi, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (02/02/2021).
Berbeda dengan klaster perkantoran di Pemda Lobar seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu, kepala bagian terkait kooperatif untuk berkoordinasi dengan Dikes. Sehingga penanganan dan sterilisasi kantor dapat segera dilakukan.
“Kalau ini kan enggak, kasusnya ditutup dan jadinya hilang. Seharusnya kan ditutupnya itu harus melalui tracking dulu baru libur” ketus dia.
Sehingga hal itu dikhawatirkan justru memperparah penularan. Terlebih di beberapa kantor yang stafnya terkonfirmasi positif covid-19 di Lombok Barat, banyak yang justru melakukan penutupan tanpa koordinasi dengan Dikes dan gugus tugas.
“Dikes hanya bisa memantau rilis-rilis yang ada untuk kemudian kita cari dan lakukan tracking” bebernya.
Pihak Dikes pun diakuinya siap dan mengusulkan untuk melakukan rapid tes antigen di perkantoran yang ada di Lobar. Namun hingga saat ini, pihaknya masih menunggu instruksi dari tim satgas covid-19.
“Karena semakin banyak kasus yang kita konfirmasi, ya sebenarnya kasusnya bisa jadi semakin cepat untuk ditangani dan diturunkan” tandasnya.