Lombok Barat (Inside Lombok) – Lalu Edwin Saputra, pemuda asal desa Jembatan Kembar, Lembar yang merupakan mantan karyawan di sebuah pabrik roti ternama di wilayah NTB ini. Memulai usahanya setelah ia resign dari tempat kerja awalnya tersebut. Ia kini berjualan dengan omzet lumayan. Sebagian dari keuntungannya disedekahkan secara rutin setiap bulan.
Hingga kini, di tengah keterhimpitan hidup di masa pandemi, usahanya justru dapat menampung empat orang karyawan yang merupakan warga setempat. Karyawannya cukup membantunya untuk memenuhi pesanan yang disebutnya cukup meningkat.
Hal itu, kata Edwin terjadi setelah ia dibantu oleh Bhabinkamtibmas yang bertugas di wilayahnya untuk mempromosikan produk kue olahannya tersebut. Untung dari penjualan tersebut disisihkan untuk donasi rutin yang diberikan kepada yatim piatu dan lansia.
“Awalnya iseng-iseng saya buat kue dulu, terus ada kakak yang aktif jualan online dan dia bilang ini cocok untuk dijual” tuturnya, kepada Inside Lombok, saat ditemui di kedai kuenya, Kamis (18/03/2021).
Berawal dari sana, ia pun berinisiatif untuk memasarkan kue buatannya dan terus berkembang hingga kini. Kuenya pun banyak diorder oleh pelanggan yang tidak hanya dari Lombok Barat saja, tetapi juga kota Mataram.
“Dari sana saya mulai kewalahan karena peralatan yang saya punya juga masih sederhana. Makanya saya cari rekan kerja dan sekarang sudah punya empat karyawan” bebernya.
Edwin merasa bersyukur karena usahanya tersebut telah dibantu oleh Bhabinkamtibmas untuk dipromosikan oleh Bhabin setempat dan ia pun digandeng terlibat dalam kegiatan sosial yang dijalankan oleh Bhabin tersebut. Sehingga tiap bulan ia juga jadi bisa turut berdonasi.
“Alhamdulillah sangat membantu, orderan makin banyak, saya juga bersyukur jadi bisa ikut nimbrung dalam kegiatan sosialnya pak Bhabin” ungkapnya.
Roti dan kue hasil olahannya pun dijual dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 5 ribu hingga yang paling mahal Rp 50 ribu. Lalu pizza home made yang diproduksinya dijual hanya dengan harga Rp 12 ribu per-slice. Untuk memberi kemudahan bagi pembeli, mereka bahkan membuka layanan delivery order yang tidak dipungut biaya Ongkir.
“Jadi yang kita donasikan itu keuntungan dari hasil jualan ini dan setiap bulan 50 persennya dapat kami donasikan” ujar Edwin.
Tak bisa dipungkiri, di masa yang serba sulit saat ini, Edwin pun merasakan kesulitan. Sehingga ia berharap supaya pemerintah desa setempat hingga Pemda dapat membantunya untuk mempromosikan produknya tersebut. Supaya usaha yang dijalankannya sebagai salah satu anak muda kreatif di desa itu dapat terus bertahan.
AIPDA Suriawan, selaku Bhabinkamtibmas yang turut membantu Edwin dalam mempromosikan produknya mengaku senang. Karena dapat mendukung mengembangkan dan memajukan kreatifitas anak muda di desa binaannya itu.
“Sebenarnya tujuannya untuk dapat memotivasi yang lain juga, karena Edwin ini kan anak binaan kita yang memiliki usaha sendiri di desa. Jadi sangat bagus untuk di support” ungkap dia.
Dirinya pun turut membantu Edwin mengantarkan orderan kepada pelanggan, yang dilakukan setelah kegiatan utamanya sebagai bhabinkamtibmas sudah beres. Bahkan Kapolsek setempat juga turut mendukung dirinya untuk menjalankan aksi sosial tersebut.
Dengan tawa sumringah di wajahnya, Suriawan sendiri mengaku bahagia melakukan hal tersebut tanpa mau menambah beban pembeli dengan menarik ongkir (ongkos kirim).
“Kita ndak narik Ongkir karena kita melakukan ini juga senang. Kita enjoy aja, yang penting ada kegiatan” ucapnya.
“Di samping ada donatur yang mau mensupport kita, sekarang ditambah lagi dengan roti dari Mamiq Edwin ditambah uang saku juga untuk anak yatim dan lansia” tuturnya.
Dirinya berharap, supaya usaha yang dimiliki Edwin dengan kepeduliannya bisa semakin berkembang.