Mataram (Inside Lombok) – Presiden Repuplik Indoensia, Joko Widodo (Jokowi), berdialog langsung dengan masyarakat Lombok yang menjadi korban gempa Agustus 2018 di Gedung Hakka Lombok, Lombok Barat, Jumat (22/03/2019). Dialog tesebut membahas antara lain proses pencairan dana bantuan gempa serta percepatan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa tersebut.
“Jangan sampai ada berita-berita bohong yang datang kepada bapak dan ibu sekalian. Uang sebetulnya sudah masuk sebelum Desember lalu, Rp3.5 trilun. Kemarin sudah ditambah lagi Rp1.6 triliun,” kata Jokowi, Jumat (22/03/2019) di Gedung Hakka Lobar.
Menurut Jokowi, dengan jumlah dana bantuan sebesar itu, proses rehabilitasi dan rekonstruksi di NTB bisa berjalan dengan cepat, sehingga masyarakat dapat hidup normal kembali di tengah-tengah masyarakat.
Di kesempatan tersebut, Jokowi juga mengingatkan pembanguanan rumah bantuan harus memerhatikan struktur bangunan agar rumah yang dibangun benar-benar tahan terhadap gempa. Mengingat letak geografis Nusa Tenggara Barat (NTB) secara umum yang berada di daerah cincin api.
“Kalau rumah tahan gempa ini bisa dibangun, maka masyarakat dapat hidup menyatu dengan alam. Seperti Jepang yang sering dilanda gempa, namun bisa hidup berdampingan dengan alam,” ujar Jokowi.
Jokowi juga menerangkan bahwa rumah yang telah dibangun kembali di NTB sampai saat ini berjumlah 216.000 rumah. Mesiki sebagian rumah tersebut masih dalam proses pembangunan, Jokowi menyebutkan bahwa pemerintah akan terus berupaya menyelesaikannya, mengingat gempa terjadi bukan hanya di NTB, namun juga di daerah lain seperti Palu, Donggala, dan Sigi di Sulawesi Tengah.
Salah satu kendala dalam percepatan proses rehab-rekons sendiri, menurut Jokowi adalah kelangkaan material. Untuk mengatasinya Jokowi telah memerintahkan Menteri terkait untuk segera mengirimkan material bangunan yang masih kurang jumlahnya, seperti semen, besi, serta bahan bangunan lainnya.
Dalam dialog tersebut, Jokowi juga menerima laporan dari Danrem 162/WB, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, yang turut hadir dalam dialog tersebut. Ahmad memberikan paparan kepada Presiden tentang tahapan-tahapan pencairan bantuan yang sudah disederhanakan sehingga lebih efektif dan efisien.
Adapun tahapan-tahapan yang dimaksud antara lain korban gempa yang sudah memperoleh SK Bupati/Walikota membentuk Pokmas, fasilitator dan tim pendamping masyarakat sesuai dengan jenis kerusakan, menyiapkan kelengkapan adminsitrasi dan rencana anggaran biaya (RAB), persetujuan BPBD dan Dinas Perkim yang dilanjutkan pemeriksaan administrasi oleh Bank BRI sebelum pencairan.
“Apabila pihak Bank BRI sudah melakukan pemeriksaan dan dianggap lengkap sesuai dengan ketentuan, maka pihak BRI melakukan penerbitan buku tabungan untuk selanjutnya dilakukan proses pencairan pelayanan satu pintu di masing-masing kecamatan,” ujar Ahmad.
Setelah dilakukan pencairan dana bantuan stimulan dana tersebut langsung diserahkan oleh Pokmas kepada Aplikator sebagai pihak ketiga untuk penyiapan material dan selanjutnya dilakukan perbaikan dan pembangunan rumah sesuai dengan pilihan korban dimasing-masing Pokmas. Selain itu, Korem 162/WB bersama BPBD dan Dinas Perkim dan instansi terkait juga membuat fakta integritas dengan para Aplikator yag melibatkan LPJK selaku lembaga pengembangan jasa konstruksi.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, yang turut mendampingi Jokowi dalam dialog tersebut juga menyempatkan diri menyampaikan terimakasih kepada Presiden Indonesia tersebut karena telah menyempatkan diri mengunjungi masyarakat NTB.
“Atas nama masyarakat, kami menyampaikan terima kasih. Apalagi hadir juga bupati-bupati. Semoga pembangunan rumah di NTB ini bisa semakin cepat prosesnya,” tutup Zulkieflimansyah.