Lombok Barat (Inside Lombok) –
Tuak manis atau air nira terpilih menjadi bahan baku “signature drink” dalam Mixology Competition yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar. Kompetisi meracik dan mencampurkan minuman itu sendiri menjadi satu rangkaian event Festival Pesona Senggigi.
Kepala Dispar Lobar, H. Saepul Akhkam berharap tuak manis yang menjadi minuman tradisional khas Lombok tidak hanya terkenal secara lokal di kalangan masyarakat, tapi juga dikenal oleh wisatawan luar daerah maupun mancanegara nantinya.
“Kita sengaja memilih tuak manis sebagai bahan baku dalam kompetisi mixology ini, agar ke depannya tuak manis bisa disajikan dengan lebih modern. Citra tuak manis juga bisa naik menjadi minuman yang dapat menyehatkan tubuh,” ujar Akhkam saat memberi keterangan, Sabtu (30/10).
Dirinya percaya, dari tangan para bartender lokal tuak manis bisa menjadi kreasi yang menarik. Salah satunya menjadi welcome drink bagi para wisatawan. Terlebih dalam menyambut momen World Superbike (WSBK) yang tinggal menghitung hari.
“Tujuan lain dari lomba ini adalah sebagai upaya kita untuk meningkatkan dan memberi kesempatan berkreasi bagi para bartender lokal, yang selama ini kegiatan mereka terbatas akibat pandemi,” imbuhnya.
Mixology Competition ini pun diikuti para bartender se-pulau Lombok. Di mana juara 1 dalam kompetisi itu, diraih oleh Leo dari King Boba dengan hasil kreasi tuak manis yang dinamai “Duplicity” yang menghadirkan minuman dengan dua rasa dalam satu hidangan.
Kemudian juara 2 diraih oleh Khaerul dengan hasil kreasi bernama “Grape Kingdom” yang menyajikan perpaduan rasa dari anggur merah dan hitam dengan tuak manis. Serta juara 3 disabet oleh Roni dari Gili Tea, yang menyajikan hidangan “SummerSec”. Sedangkan juara 4 diraih Wayan Sujana dengan hasil kreasi tuak manis “Hongki Relaxation”.
Alid. salah seorang juri dalam kompetisi tersebut memaparkan penilaian pemenang didasarkan dari penampilan, konsep minuman yang diusung, mulai dari authentic tropical hingga tradisional Lombok. Lalu penilaian selanjutnya untuk kemampuan berkomunikasi, bagaimana para bartender ini menjelaskan bahan-bahan dan manfaat dari minuman yang mereka sajikan. Serta, penilaian kreasi Cocktail mereka, mulai dari rasa, aroma hingga warna.
“Ini menarik, terutama dalam meningkatkan pariwisata dan mendongkrak sektor pertanian. Karena berani mengangkat minuman tradisional sebagai bahan dasarnya,” ujar Alid.
Sementara, Leo sebagai salah seorang pemenang dalam kompetisi itu berpesan agar para bartender yang ada di Lombok jangan berputus asa akibat pandemi. “Semangat untuk belajar dan berkreasi terus. Sekarang akan ada WSBK. Tidak menutup kemungkinan ini bisa jadi peluang bagi para bartender Lombok untuk diakui internasional,” ujarnya.