Lombok Tengah (Inside Lombok) – Belum lama ini beredar draf sewa stan untuk berjualan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat event balap World Superbike (WSBK) yang akan berlangsung di Sirkuit Mandalika pada 19-21 November 2021.
Hal itu sontak membuat para pelaku UMKM di Lombok Tengah (Loteng) terkejut. Karena sebelumnya pihak penyelenggara, yakni PT Mandalika Grand Prix Association (MGPA) pernah menyatakan UMKM lokal akan mendapatkan stan gratis untuk berjualan.
“Tapi kenapa tiba-tiba malah ada informasi harus menyewa. Bahkan harganya mahal sekali,” ujar seorang pelaku UMKM Loteng yang enggan disebutkan namanya, Jumat (5/11/2021).
Dari draf sewa stan yang beredar, untuk kategori stan silver mencapai Rp7 juta. Kemudian untuk kategori gold, sewanya sebesar Rp17 juta, dan kategori platinum sebesar Rp17 juta. Biaya sewa tersebut berlaku selama tiga hari saat event WSBK berlangsung.
“Ada kekhawatiran UMKM lokal tidak bisa berjualan. Apalagi sewa itu terbuka secara umum,” katanya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Loteng, Lalu Firman Wijaya dalam kesempatan yang berbeda mengatakan stan yang dikelola oleh MGPA melalui Event Organizer (EO) memang ada yang berbayar. Akan tetapi, ada juga stan yang diserahkan MGPA kepada Pemprov NTB dan Pemda Loteng untuk dikelola.
“Itu tidak berbiaya. Itu untuk UMKM Loteng. Jumlahnya sekitar 40-an stan. Satu stan berlokasi di VIP ukuran 10×20 meter dan 20×20 meter,” terangnya.
Lokasi stan bagi pelaku UMKM tersebut di antaranya berada di parkir 1 dan pintu 1 yang akan dilewati sekitar 15 ribu penonton.
“Itu berada di parkiran pantai Aan. Di mananya, nantinya penonton yang membawa kendaraan akan memarkirkan kendaraannya di sana. Dari sana nantinya penonton akan dibawa menggunakan bus menuju gate 3 untuk dilakukan skrining dan kita ada stan di sana nanti,” jelas Firman.
Kalaupun nantinya akan ada UMKM dari seluruh Indonesia menyewa stan, UMKM di Loteng disebutnya tidak akan terganggu. Di satu sisi, diakui bahwa 40 stan yang diberikan itu memang masih sedikit dibandingkan dengan jumlah UMKM di Loteng. Akan tetapi, karena event ini adalah event internasional maka harus dilakukan akurasi.
“Kita harus memberikan kesempatan bagi para UMKM yang sudah lulus penilaian untuk bisa memperlihatkan aneka ragam kuliner dan juga produk-produk yang berkualitas,” katanya. (irs)