Lombok Timur (Inside Lombok) – Maraknya kasus kekerasan dan pelecehan kepada anak juga perempuan di Lombok Timur (Lotim) membuat pihak terkait mengambil langkah penting dalam upaya memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya dengan membuat Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak yang tersebar di 13 desa di Lotim.
“Sebanyak 13 desa dari 8 kecamatan tersebut dipilih karena kerap kali terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, Ahmat saat memberi keterangan, Rabu (19/01).
Deklarasi desa ramah perempuan dan peduli anak tersebut diharapkan bisa meminimalisir kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih marak terjadi. Di mana desa yang terpilih harus memenuhi 10 indikator. Di antaranya memiliki data-data tentang perempuan dan anak serta peraturan tentang perempuan dan anak.
“Desa yang terpilih tersebut didasari oleh beberapa kriteria mendasar. Di antaranya ialah desa yang dipimpin oleh perempuan, adanya kasus kekerasan terhadap perempuan, dan pernikahan anak di desa tersebut tinggi,” jelasnya.
Tujuan dari dibentuknya desa ramah perempuan dan anak tersebut untuk meminimalisir kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan, serta sebagai upaya untuk menghilangkan kasus pernikahan anak di Lotim.
“Kita ingin semua desa yang ada bisa menjadi desa dengan nol pernikahan dini dan kekerasan terhadap perempuan,” ungkapnya. Adapun 8 kecamatan yang memiliki Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak yakni Kecamatan Terara, Lenek, Pringgabaya, Aikmel, Sikur, Sakra Timur, Jerowaru dan Sakra Barat. (den)