Lombok Tengah (Inside Lombok) – Direktur Lombok Global Institute (LOGIS) NTB, M Fihiruddin mendatangi Kejari Lombok Tengah (Loteng) dengan aksi teatrikal berkostum mumi bak pasien sakit, Rabu (13/4/2022).
Fihir juga membawa paket berisi satu set pakaian dalam wanita serta penambah stamina yang dihadiahkan untuk Kejari Loteng. Hal itu seolah menyindir Kejari yang tidak kunjung menyelesaikan berbagai kasus korupsi yang ditangani, termasuk di antaranya kasus anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada RSUD Praya. Status kasus itu sudah lama dinaikkan ke penyidikan. Namun belum ada perkembangan lebih lanjut.
“Obat penambah stamina biar makin jreng dalam penanganan penegakan kasus korupsi yang ada di Lombok Tengah,” kata Fihir menjelaskan isi paket yang dibawanya.
Menurutnya, pihak Kejari jangan hanya berani menangkap kepala desa. Karena untuk kasus BLUD misalnya, menurutnya sudah jelas kemana saja aliran dananya dan siapa saja yang diduga terlibat.
Di mana, Kejari sudah memanggil mantan Bupati Lombok Tengah, H. M. Suhaili, Wakil Bupati H. M. Nursiah yang saat itu menjabat Sekretaris Daerah, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Baiq Aluh Windayu dan juga Direktur RSUD Praya dr. Muzakir Langkir.
“Itu sudah dipanggil. Kan tinggal penetapan tersangka. Tapi yang saya tau Kejari Praya itu selama tujuh tahun yang paling hebat itu hanya menangkap kepala desa. Padahal di aliran BLUD ini semua sudah tahu siapa saja yang terlibat,” katanya.
Dia berharap hukum ditegakkan. Jangan sampai kasus ini terkesan digantung karena sudah ditangani sejak tahun 2021. Kerugian negara juga sudah jelas. Untuk empat bulan saja kerugian negara mencapai Rp759 juta dari anggaran BLUD selama empat tahun, terhitung mulai tahun 2017 sampai 2020.
Beberapa bulan lalu, pihak Kejari juga sudah menggeledah sejumlah ruangan di RSUD Praya terkait kasus ini. Tapi belum ada perkembangan juga.
Sementara itu, Kasat Intel Kejari, Aa Gde Agung Kusuma saat menemui Fihir enggan untuk berkomentar. (fhr)