Mataram (Inside Lombok) – Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana menekankan pawai takbiran Idulfitri dibatasi dilakukan di dalam lingkungan. Hal ini untuk mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas.
Untuk mematangkan persiapan pada malam takbiran tersebut, pihaknya telah mengumpulkan seluruh camat dan lurah di Kota Mataram, Selasa (26/4) pagi.
Mohan mengatakan, Pemkot Mataram tetap mengeluarkan kebijakan untuk bisa menggelar pawai takbir. Hanya saja pelaksanaannya terbatas di jalan-jalan lingkungan.
“Pawai takbiran itu dikonsentrasikan di masjid-masjid di kampung-kampung. Masyarakat juga kan euforia melaksanakan momen takbiran itu. Maka kita meminta mereka pawai takbiran di lingkungan masing-masing saja,” katanya.
Untuk memaksimalkan pengawasan selama pawai takbiran, pihak kelurahan diminta tetap berkoordinasi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat. “Saya tekankan kepada pak lurah bisa memastikan itu berjalan, berkoordinasi dengan Babinsa dan Bhabinkantibmas dan tokoh lingkungan,” tegas Mohan.
Selama pawai takbiran, tidak diperolehkan untuk membunyikan mercon. Karena hal ini dinilai bisa menimbulkan gesekan selama pawai berlangsung. Larangan ini juga sudah ditegaskan di dalam surat edaran.
“Kadang-kadang kita khawatirkan terjadi gesekan perang kembang api, menimbulkan akses yang kurang baik di lingkungan. Maka saya minta itu betul-betul dilaksanakan surat edaran,” jelas Mohan.
Selain larangan membunyikan mercon dan kembang api, peserta pawai hanya bisa berkeliling di jalan lingkungan. Melihat aktivitas masyarakat pada malam lebaran cukup tinggi, sehinga dikhawatirkan akan menimbulkan kemacetan arus lalu lintas.
“Yang penting jangan keluar apalagi masuk jalan utama agar tidak mengganggu arus lalu lintas. Karena aktivitas masyarakat tinggi malam takbiran. Jika bersamaan keluar lingkungan ini susah memgendalikan,” lanjutnya.
Sementara itu, Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang mengatakan kebijakan untuk takbiran di tingkat lingkungan ini dinilai bisa menimbulkan semangat di tengah masyarakat. Berbeda halnya seperti tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19 yang dilaksanakan secara terpusat.
“Kalau ini semua lingkungan akan mengadakan pawai takbiran, maka suasana Idulfitri itu akan benar-benar terasa ditengah lingkungan,” katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak menjadikan momen pawai takbiran untuk main petasan. Karena bisa menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
“Kita imbau jangan jadikan momen ini main petasan. Ini penting untuk saling menjaga agar tidak menjadi konflik dan membuat kita tidak khusyuk dalam melaksanakan salat Idulfitri,” ucapnya. (azm)