Lombok Tengah (Inside Lombok) – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) hingga saat ini dilaporkan berjumlah 904 ekor. Ratusan ternak yang terkonfirmasi positif itu tersebar di sembilan kecamatan.
Bupati Lombok Tengah, H. L. Pathul Bahri mengatakan PMK yang menjangkiti hewan ternak tidak hanya terjadi di Kabupaten Lombok Tengah, melainkan terjadi secara nasional. Pihaknya pun akan mengalokasikan anggaran khusus untuk menangani hewan ternak yang terjangkit PMK secara gratis.
“Kita akan bantu obat dan lain sebagainya, kita akan anggarkan obat itu akan diberikan gratis untuk masyarakat,” katanya, Senin (23/5).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Loteng, Taufiqurrahman mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran PMK pada sapi ternak. Termasuk dengan menutup pasar hewan yang ada di Loteng beberapa waktu lalu.
Lebih jauh, ketersediaan obat untuk ternak diakuinya belum mencukupi. Sehingga pihaknya masih menunggu pengurusan administrasi terkait anggaran pengadaan obat tersebut.
“Ada alokasi sekitar Rp70 juta, kita akan belikan obat dan akan standby-kan untuk kejadian luar biasa (KLB),” terangnya.
Dikatakannya penyebaran PMK yang sangat cepat diduga karena pergerakan sapi dan kedisiplinan para peternak yang kurang melakukan dan menerapkan isolasi, sehingga virus yang menjangkiti ternak ini menyebar kemana-mana.
Kendati, pihaknya mengimbau agar masyarakat, khususnya para peternak untuk tidak panik hingga melelang sapi ternaknya yang sakit dengan harga murah. Mengingat PMK masih bisa diobati dengan kemungkinan sembuh yang cukup tinggi.
“Kalau diobati dengan baik, insyaallah ternaknya bisa sembuh,” tandasnya. (fhr)