Mataram (Inside Lombok) – Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) mencatat 400 lebih perajin tahu dan tempe se-Pulau Lombok telah mengakses program bantuan pengganti selisih harga pembelian kedelai. Pembelian kedelai harus melalui pengajuan ke Puskopti, Puskopti menebus ke Bulog dan Bulog yang membayar kepada importer.
Pemerintah memberikan subsidi kepada perajin tahu dan tempe di Indonesia melalui program bantuan pengganti selisih harga pembelian kedelai untuk perajin tahu dan tempe. Hal ini sebagai upaya menjaga keberlangsungan usaha dan meningkatkan minat perajin tahu dan tempe agar tetap berproduksi.
“Jatah alokasi kedelai subsidi NTB hingga Juli 2022 sebanyak 1.540 ton. Tapi tidak semua perajin tahu tempe di NTB mengakses program tersebut. Tercatat baru sekitar 1.300 ton diterima perajin tahu tempe,” ujar ketua Dekopinwil NTB, Mahmud Raza, Kamis (21/7).
Kendati untuk mendapatkan program subsidi tersebut tidak sedikit perajin tahu tempe yang kesulitan. Lantaran masih ada beberapa kendala yang dialami, salah satunya tidak semua memahami apa dan bagaimana mekanisme program tebus tersebut. Seperti Kabupaten Lombok Utara yang baru mengikuti program ini pada tahap keempat Juli ini.
“Tadinya mereka pikir mau dikasih kedelai, padahal tidak. Pemerintah hanya memberikan selisih harga pada pembelian kedelai bagi perajin tahu tempe,” katanya.
Sejauh ini, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dan Pusat Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Puskopti) sudah mengajukan perpanjangan alokasi program sampai Desember 2022. Tujuannya agar lebih banyak perajin tahu tempe mengakses program selisih harga kedelai tersebut.
“Desember ini menunggu rapat terbatas di Menteri Perekonomian. Karena kita mengajukan 800 ribu ton di seluruh Indonesia. Sekarang terealisasikan baru 30 persen,” terangnya.
Sementara itu, pihak Bulog memfasilitasi selisih harga sebesar Rp1000 pada setiap pembelian kedelai per kilogramnya oleh perajin tahu dan tempe. Sejauh ini harga kedelai seharga Rp 12.200-12.300 per kilogramnya. Sehingga dengan adanya subsidi harga kedelai ini. Perajin bisa mendapatkan harga kedelai seharga Rp 11.300.
“Kalau terjadi selisih Rp100-200 itu hanya masalah distribusi,” katanya.
Terpisah, Kepala Perum Bulog Wilayah NTB, Abdul Muis mengatakan memang ada penugasan untuk pembagian subsidi kedelai oleh Pemerintah Pusat. Nantinya disalurkan kepada para perajin tahu dan tempe di NTB, dengan penyaluran dilakukan bertahap sejak April hingga Juli 2022.
“Realisasi penyaluran kedelai subsidi kepada perajin tahu tempe sudah mencapai 51 persen atau sekitar 1,734 ton,” katanya.
Penyaluran pada tahap pertama di April sebanyak 400 kilogram, kemudian tahap kedua sebanyak 541 kilogram. Ditargetkan penyaluran kedelai subsidi pada tahap ketiga bisa mencapai 1.500 ton lebih dan tahap ke 4 tidak jauh berbeda jumlahnya yakni sebanyak 1.540 ton.
“Untuk setiap pembelian kedelai subsidi. Masing-masing perajin tahu tempe, dibatasi maksimal satu ton. Dengan harga perkilonya Rp11.200 hingga Rp11.700,” tandasnya. (dpi)