Lombok Barat (Inside Lombok) – Pemda Lobar melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah menggelar rapat persiapan dalam menentukan langkah-langkah kelancaran distribusi. Khususnya untuk volatile food (VF) dalam menjaga stabilitas harga.
Volatile Food ini dijelaskan sebagai komoditas pangan yang dalam keadaan normal mengalami gejolak harga, sehingga dapat menyebabkan terjadinya inflasi. Terjadinya gejolak harga tersebut, seringkali disebabkan oleh pendistribusian komoditas pangan yang tidak merata.
Wakil Bupati Lobar, Hj. Sumiatun menyampaikan dalam upaya mencapai kestabilan harga komoditas pangan, perlu dilakukan upaya memaksimalkan segala usaha dan potensi yang dimiliki oleh daerah. “Dilakukannya hal tersebut ialah agar dapat mendorong perdagangan antar daerah dalam menjaga pasokan komoditas pangan di daerah. Serta memperluas akses pasar petani dan efisien rantai distribusi pangan,” jelasnya dalam rapat koordinasi itu, Selasa (02/08/2022).
Ia menyebut, langkah-langkah tersebut dilakukan dengan harapan dapat melancarkan distribusi Volatile Food di Lobar. Supaya stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat tetap terjaga.
“Oleh karena itu diharapkan juga kepada semua pihak untuk dapat saling bekerjasama dan bersinergis dalam menangani inflasi, sehingga Kabupaten Lombok Barat dapat meraih kembali juara pada TPID Award Tahun 2022,” tegasnya.
Sekda Lobar, H. Baehaqi juga menyampaikan, komoditas yang dapat dianggap sebagai Volatile Food adalah komoditas yang dalam keadaan normal mengalami kenaikan harga secara berturut-turut selama kurun waktu tiga bulan.
“Adapun komoditas tersebut diantaranya yang sangat berpengaruh dalam kenaikan angka inflasi ialah cabai rawit, bawang merah, beras, sayur mayur dan bahan pokok lainnya,” tandas Baehaqi. (yud)