Lombok Barat (Inside Lombok) – Warga Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat melakukan aksi protes dengan menumpuk sampah di depan kantor desa setempat. Sampah-sampah itu sebelumnya menumpuk di kali, hingga membuat warga geram lantaran Pemdes Sandik dinilai seolah tutup mata atas persoalan sampah yang lama berlarut dan kerap menyebabkan genangan saat musim hujan itu.
Kamis (13/10) kemarin, warga bersama remaja masjid dan karang taruna bergotong royong mengangkat dan menggali kali yang mulai dangkal di Jalan Biduri, Desa Sandik, Batulayar.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, H. Zuhud yang rumahnya kerap kali menjadi langganan luapan air kali tersebut menilai pemdes seharusnya melalui pekaseh dapat menggali informasi untuk mengetahui mana saja kali yang dangkal dan perlu untuk di keruk. Guna mengantisipasi genangan saat mulai musim hujan seperti saat ini.
“Ini setiap kali hujan turun selalu naik airnya dan menggenangi beberapa rumah di dalam kampung,” beber Zuhud, Kamis (13/10/2022).
Ia mengaku sudah sering kali melaporkan kondisi itu ke pemdes setempat. Namun pemdes disebutnya tidak pernah turun memastikan kondisi di lokasi. Padahal beberapa waktu lalu, kantor desa pun juga sempat tergenang oleh luapan air kali tersebut. “Namun sepertinya (pemdes) masa bodoh dengan hal tersebut,” ketusnya.
Sementara itu, Kadus Sandik Atas, Yusril membenarkan hal tersebut. Ia bersama masyarakat, hingga para remaja masjid dan karang taruna telah gotong royong mengangkut sampah yang selama ini telah membuat kali di lingkungan mereka tersumbat.
“kami juga bersama masyarakat membuang sampah tersebut di halaman kantor desa sebagai bentuk protes kami. Karena selama ini pemdes terkesan diam dengan banyaknya tumpukan sampah yang mengakibatkan luapan air memasuki perkampungan setinggi setengah lutut orang dewasa,” tandasnya. (yud)
