Mataram (Inside Lombok) – Beberapa hari terakhir di akhir November ini hujan disertai angin kencang mulai terjadi di Kota Mataram. Untuk itu posko kebencanaan terus diaktifkan selama 24 jam untuk memaksimalkan pengawasan.
“Pagi terang, sore hujan. Ini sudah terjadi beberapa hari ini. Selasa pagi ini juga angin cukup kencang,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noor, Selasa (22/11) pagi.
Ia mengatakan, angin kencang yang terjadi berdampak pada banyaknya pohon tumbang. Pada bulan November ini sekitar 10 pohon tumbang di Kota Mataram. Pohon tumbang yang paling sering terjadi di kawasan pemukiman.
“Belakangan ini banyak pohon tumbang di lingkungan pemukiman. Mungkin pohonnya sudah terlalu tua ya. Itu yang rawan karena menimpa rumah,” katanya.
Perantingan, lanjut Mahfuddin, sudah dilakukan petugas di beberapa ruas jalan serta menyasar hingga ke lingkungan. Perantingan ini rutin sebagai langkah antisipasi pohon tumbang saat musim hujan.
“Perantingan juga tetap dilakukan petugas dan rata-rata sudah sekarang. Petugas juga masuk ke lingkungan untuk perantingan,” ucapnya.
Berdasarkan laporan yang diterima BPBD Kota Mataram, ketinggian gelombang khususnya perairan bagian selatan dan utara Pulau Lombok sudah mulai tinggi. Di mana ketinggian gelombang mencapai 1,5 hingga 2,5 meter. Kondisi ini menyebabkan para nelayan masih belum bisa melaut seperti biasanya .
“Para nelayan buka tutup istilahnya. Kalau anginnya tenang turun, tidak tenang tidak melaut,” ujar Fuddin, sapaan akrabnya.
Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan tidak melewati jalur yang memiliki banyak pohon. “Kalau bisa kurangi aktivitas di luar rumah,” sarannya.
Diberitakan sebelumnya, BMKG Stasiun Klimatologi NTB mencatat curah hujan tinggi terjadi di sebagian wilayah NTB. Untuk itu, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal.
Melalui pemantauan kondisi dinamika atmosfer terakhir, BMKG juga memprakirakan La Nina masih akan berlangsung hingga Maret 2023, kemudian berangsur menuju kondisi netral.
Peluang curah hujan pada dasarian III November 2022 di NTB berpeluang tinggi terjadi dengan intensitas >50 mm/dasarian terjadi di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas > 90 persen. Curah hujan dengan intensitas >100 mm/dasarian juga diperkirakan terjadi di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas 50->90 persen, kecuali di wilayah Lombok bagian utara-timur laut dan Sumbawa bagian barat laut. Terdapat juga potensi curah hujan dengan intensitas >150 mm/dasarian di wilayah NTB dengan probabilitas 20 – 60 persen khususnya di tengah Pulau Lombok memiliki peluang hingga 90 persen. (azm)