Mataram (Inside Lombok) – Sebanyak 21 kepala sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Mataram akan mulai ditempatkan tahun 2023 ini. Selain mengisi jabatan kepala sekolah yang kosong, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram juga akan melakukan rotasi.
Kepala Disdik Kota Mataram, Yusuf mengatakan puluhan kepala sekolah yang akan mengisi jabatan kosong tersebut berdasarkan keputusan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Puluhan kepala sekolah yang ditetapkan oleh Baperjakat tersebut khusus untuk sekolah yang diisi oleh plt saat ini.
“Di Baperjakat sudah tinggal tunggu pelantikan saja. Mungkin bulan depan, yang pensiun sekitar 21 orang,” katanya, Rabu (25/1) pagi.
Berdasarkan Permendikbud nomor 40 tahun 2021, syarat untuk bisa menjadi kepala sekolah yaitu sudah menempuh pendidikan strata satu (S1), dan memiliki sertifikat pendidik. Selain itu, calon kepala sekolah juga memiliki sertifikat calon kepala sekolah dan dijadikan skala prioritas. Syarat lain yang menjadi prioritas kedua merupakan alumni guru penggerak.
“Banyak yang muda. Ada usia 38 tahun. Tapi mereka sudah punya sertifikat pendidik, guru penggerak. Mau tidak mau, suka tidak suka kita harus coba ini. Karena regulasi seperti itu,” terangnya.
Calon kepala sekolah yang masih muda ini merupakan arahan dari Menteri Pendidikan RI. Karena diharapkan calon kepala sekolah yang masih muda memiliki inovasi sehingga bisa memberikan pembelajaran yang baru bagi peserta didik.
“Jadi ini nanti anak-anak muda potensial yang seperti harapan Pak Mentri, Mas Nadim, untuk menempatkan pemimpin pembelajaran yang baru, yang mampu mendobrak menggebrak pendidikan ke arah yang lebih baik,” ucapnya.
Dirincikan, dari 21 calon kepala sekolah yang akan dilantik bulan depan, terdiri dari 19 orang untuk tingkat SD dan dua orang untuk tingkat SMP. “Prestasinya ada yang penulis juga. Mereka dari hasil kita diskusi dengan pengawas kita libatkan pengawas. Kita tanya satu persatu,” tegasnya.
Sedangkan untuk rotasi, Yusuf menyebutkan jumlahnya tidak terlalu banyak. Rotasi ini juga sudah mulai dilakukan. Puluhan kepala sekolah yang baru juga tidak akan ditempatkan di sekolah yang besar. Karena hal tersebut butuh kajian dan menjadi bahan pertimbangan Baperjakat.
Rotasi kepala sekolah ini dengan menempatkan kepala sekolah yang ada di sekolah pinggir atau berpengalaman ke tengah kota. “Tidak mungkin kita menempatkan orang baru di sekolah besar. Perlu kajian juga kan. Itu bahan pertimbangan baperjakat,” ungkapnya. (azm)