Lombok Barat (Inside Lombok) – Kondisi jalan di Dusun Meang, Desa Persiapan Pengantap, Sekotong menjadi perhatian. Terutama setelah peristiwa seorang ibu yang melahirkan prematur di tengah jalan dusun setempat saat hendak menuju puskesmas. Sayangnya, penanganan jalan yang berstatus jalan desa itu belum masuk prioritas.
Kondisi itu pun membuat sekitar 180 keluarga atau 540 jiwa penduduk Dusun Meang hidup terisolir. Bahkan masyarakat yang sakit pun kesulitan pergi berobat ke puskesmas karena kondisi jalan tersebut, termasuk untuk aktivitas lainnya seperti ke pasar atau sekolah.
PJ Kades Persiapan Pengantap, Saidi mengakui kondisi jalan di kawasan Dusun Meang memang rusak parah. Hanya sebagian jalan yang sudah dirabat, itu pun dilakukan pihak investor. Sedangkan rata-rata jarak fasilitas umum dari pemukiman warga terbilang cukup jauh.
Dicontohkan, misalnya fasilitas kesehatan yang jaraknya kurang lebih sekitar 2 kilometer dari perkampungan warga terbilang sulit diakses karena kondisi jalan yang rusak. Selain rusak, lanjut Saidi, kondisi jalan itu juga dinilai cukup terjal. Sehingga masyarakat sangat berharap agar jalan itu bisa segera dibangun.
Sebelumnya, jalan lanjutan menuju Pangsing dan Meang itu diakui pernah dicek oleh Wakil Bupati Lobar dengan didampingi oleh Kadis PUTR. Mengingat jalan itu juga menghubungkan Meang dengan Pangsing dan Pengantap. Jumlah penduduk di Dusun Meang sendiri sekitar 180 KK. Sedangkan di dusun Pangsing secara keseluruhan berjumlah 298 KK.
Sementara itu, Kadis PUTR Lobar, Made Arthadana mengatakan akses jalan menuju daerah terpencil menjadi perhatian pemda untuk ditangani. “Kami sudah turunkan tim untuk mengecek (jalan) ke sana,” ujarnya.
Hasil pemeriksaan tim itu nantinya akan dijadikan bahan untuk perencanaan lebih lanjut. Tentunya, itu nanti akan diusulkan untuk mempersiapkan anggarannya. Di mana hasil itu akan dibahas secara teknis oleh tim PU pada Jumat besok.
Kendati di APBD tahun 2023 ini, diakuinya memang belum ada dianggarkan, khusus untuk pembangunan jalan tersebut. Namun Made berharap dengan sudah direncanakan, dan dibahasnya hasil turun peninjauan jalan itu dalam rapat-rapat teknis. Tidak menutup kemungkinan bisa ada sumber pembiayaan untuk penanganannya.
Kalau itu menjadi satu kesatuan jalan desa, maka bisa diproses untuk dinaikkan status jalannya. Yang terpenting saat ini, ada anggarannya terlebih dahulu. Kata dia, nantinya pembiayaan bisa melalui APBD dan pusat. Karen beberapa hal yang menjadi pertimbangan, salah satunya jik melihat potensi daerah itu yang menjadi pusat pertumbuhan. Dan penduduk kawasan tersebut juga cukup banyak.
“itu salah satu jadi bahan pertimbangan kita,” pungkas Made.
Ia menambahkan, tahun ini anggaran untuk pembangunan jalan di Lobar kurang lebih sekitar Rp60 miliar. Terdiri dari anggaran dana alokasi khusus (DAK) Rp40 miliar, sisanya dari dana alokasi umum (DAU) dan lainnya. Di mana jumlah itu diakuinya jauh dari tahun-tahun sebelumnya. (yud)