Lombok Barat (Inside Lombok) – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzar yayasan Maraqitta’limat gelar wisuda senat terbuka ke-XI. Sekitar 128 orang wisudawan dan wisudawati dari Program Studi (Prodi) PGSD dan PGPAUD dipersiapkan menjadi lulusan yang dapat bersaing di dunia kerja, dengan berbagai fasilitas pelatihan yang telah diberikan yayasan untuk dapat meningkatkan kualitas SDM mereka.
Ketua Dewan Pembina yayasan Maraqitta’limat, Dr. TGH. Hazmi Hamzar SH, MH mengatakan guru PAUD akan sangat dibutuhkan di masa sekarang dan masa akan datang. Bahkan, pihaknya tengah mencoba mencari jaringan untuk kerja sama dengan luar negeri terkait dengan profesi yang menjanjikan yang bisa dilakoni oleh para alumninya.
“Karena kesulitan orang di luar negeri, pra-sekolah itu tidak ada yang ngurus anaknya. Jadi tamatan PAUD itu sangat-sangat mahal di luar negeri, untuk memberikan didikan kepada anak,” tuturnya usai acara wisuda di Aruna Senggigi, Kamis (16/03/2023).
Ia pun berpesan agar masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan keguruan di STKIP Hamzar tak perlu khawatir saat lulus nanti. Karena selain dibekali dengan kemampuan penguasaan IT dan bahasa asing, mereka pun memiliki peluang kerja yang juga cukup besar. Mengingat ada banyak sekolah yang berada di bawah naungan yayasan Maraqitta’limat.
“Kalau yayasan kan sekolahnya banyak, jadi insyaallah tidak bakal nganggur kalau yang dari Hamzar ini. Setidak-tidaknya di kalangan kita saja masih kekurangan guru,” ungkap dia. Dicontohkan, untuk TK di bawah naungan yayasan saja ada puluhan dan membutuhkan guru saat ini, maka peluang terserapnya para alumni akan sangat besar.
Hazmi pun mempersilahkan bila para alumni ingin mendirikan TK dan berkolaborasi dengan yayasan. “Kan banyak kebutuhan masyarakat untuk TK ini, bahkan kalau mereka (alumni) mau bikin TK silakan,” ujar dia.
Diakuinya, ironi saat ini adalah banyak TK dan PAUD yang gurunya justru bukan sarjana yang linier dan profesional. Padahal secara tidak langsung, hal itu akan memiliki pengaruh. Terlebih, pola asuh di masa pra-sekolah anak-anak dinilai memiliki peran yang cukup berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan kondisi anak saat sudah masuk ke jenjang pendidikan.
“Makanya nanti kita minta pemerintah supaya bikin peraturan, PAUD itu harus sarjana PAUD yang mengajar. Karena PAUD itu pra-TK, karena itu lah pencetakan (karakter anak) pertama jangan sampai salah langkah. Jadi ndak boleh sembarangan itu,” tegas pria asal Mamben Lauk yang juga anggota DPRD Provinsi NTB ini.
Bahkan pihaknya tengah mendiskusikan dengan deputi terkait di kementrian pusat, mengenai rencana membuka layanan jasa di luar negeri yang tenaga kerjanya bersumber dari alumni Hamzar. Selain itu ia juga tengah menegosiasi agar pengiriman tenaga profesional ke luar negeri, supaya bisa dipusatkan di Hamzar. Karena BLK yang dimiliki yayasan pun kini diakuinya sudah berstandar internasional.
“Stikes Hamzar mengelola kesehatan anak itu, sementara pra-pendidikannya nanti dikelola oleh STKIP Hamzar,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Maraqitta’limat H. M Fadlurrahman S.Kom menjelaskan bahwa saat ini di STKIP Hamzar baru ada dua prodi dan dalam waktu dekat, pihaknya tengah mempersiapkan berbagai persyaratan untuk membuka dua prodi tambahan, yakni pendidikan olahraga dan dan pendidikan IPA.
“Alhamdulillah peminatnya cukup tinggi, kebanyakan mereka dari guru-guru yang sudah mengajar di sekolah dan ingin melanjutkan S1,” tutur Fadlurrahman.
Yang pasti, kata dia, level pengembangan SDM di tiap sekolah tinggi yang ada di sana, baik itu STIKES, STEI dan STKIP akan diberikan sama. Terutama terkait bekal dalam bidang IT dan bahasa asing. Karena dengan begitu, para lulusan diharapkan memiliki bekal dan daya saing di dunia kerja nantinya.
Disebutkan, bila melihat kondisi dunia kerja saat ini, tak bisa jika para alumni hanya memikirkan menjadi guru PNS saja. Hal itu justru akan membuat sudut pandang mereka untuk mengembangkan ilmunya menjadi sangat sempit.
“Jadi pemikiran karir mereka tidak hanya terpaku di guru saja, tetapi mereka juga punya pemikiran bisa bekerja di profesi lain. Tetapi memang basic-nya mengembangkan ilmu keguruannya,” pungkasnya. (yud)