Mataram (Inside Lombok) – Para pedagang musiman akan banyak bermunculan di beberapa ruas jalan selama bulan Ramadan. Maraknya pedagang musiman ini diprediksi akan menambah volume sampah, meski tidak terlalu tinggi.
“Saya pikir tidak terlalu besar. Tahun lalu juga tidak terlalu banyak penambahannya (volume sampah),” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, H. M. Kemal Islam.
Ia mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya volume sampah selama Ramadan tidak terlalu tinggi. Namun, peningkatan volume sampah biasanya terjadi ketika ada kegiatan skala besar.
“Misalnya ini besok ogoh-ogoh, kegiatan insidentil yang menghasilkan sampah. Itu nanti tidak sampai dua ton,” katanya. Kemal mengatakan, selama Ramadan pengangkutan sampah akan dilakukan seperti biasa dan tidak ada perubahan.
Perubahan pembuangan hanya terjadi di TPAR Kebon Kongok. Hal ini disebabkan karena lahan pembuangan yang baru. “Karena lahan landfillnya yang baru. Itu dibatasi sampai jam lima 17.00, tidak lagi sampai jam 18.00 wita. Kita akan menyesuaikan diri dengan itu,” terangnya.
Selama bulan Ramadan, Kemal meminta agar TPS-TPS yang ada tetap kosong setiap hari. Karena hal ini menyebabkan terjadi penumpukan di masing-masing TPS. “Kalau kerja teman-teman itu kita bagi dua tahap. Tahap pertama dari jam 06.00-09.00 se-Kota Mataram. Setelah pengangkutan di TPS,” ujarnya.
Dengan adanya TPST itu nanti sambung Kemal, sebagian sampah di Kota Mataram akan dikelola di dalam kota. Sehingga hanya sebagian yang dibuang ke TPAR Kebon Kongok Lombok Barat. “Itu harapan kita. Mataram itu berharap kedepan, mengolah sampah tanpa TPA,” kata Kemal.
Meski memiliki TPST, pembuangan ke TPAR Kebon Kongok tetap akan dilakukan. Karena berdasarkan kesepakatan awal, Kota Mataram dan Lombok Barat tetap membuang sampah ke TPA untuk menaikkan statusnya menjadi TPAR dan dikelola oleh Pemprov NTB.
“Artinya jadi kita harus tetap mendukug. Artinya residu tetap kita buang kesana. Kita juga sudah menyiapkan lahan. TPST juga kita akan Kelola dengan maksimal,” katanya. (azm)