Mataram (Inside Lombok) – RSUD Kota Mataram memprogramkan pengurangan limbah rumah sakit yang berakhir terbuang ke TPS. Limbah plastik yang dihasilkan dalam dua tahun terakhir ini diolah menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan kembali. Upaya itu pun membantu rumah sakit plat merah itu mengefisiensi biaya penanganan sampah hingga Rp1,7 miliar.
Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan RSUD Kota Mataram, Fira Frismawati menyebutkan produksi limbah B3 di RSUD Kota Mataram saat ini mencapai 20-30 kilogram (kg) per hari. Meski produksi cukup tinggi, melalui program daur ulang bisa membantu mengurangi sampah yang dibuang ke TPS.
“Semakin menumpuk dan biaya semakin banyak, yang sering diangkut itu malah yang infeksiusnya,” katanya, Senin (5/6) siang. Diterangkan, dalam sekali pengangkutan sampah limbah infeksius yang terbuang bisa mencapai 2-3 ton. Sedangkan botol-botol plastik sekali angkut hanya 200 kg. Dengan jumlah tersebut, pihak ketiga merasa rugi mengangkut botol plastik.
“Jadi kita harus punya inovasi bagaimana caranya mengurangi itu. Kalau dibakar juga tidak mungkin, karena plastik kan. Takutnya menimbulkan pencemaran,” katanya.
Program pengurangan sampah plastik produksi RSUD Kota Mataram dilakukan dengan cara mencacah. Selain itu dikirim ke pengolah limbah non B3 menjadi berbagai kerajinan. “Dibuat menjadi lakop sapu. Kalau kita cacah disini,” kata Fira.
Beberapa kreasi lain dari sampah plastik di RSUD Kota Mataram yaitu menjadi pot bunga. Dengan adanya program ini, dari 146 ton keseluruhan limbah bisa dikurangi sekitar 50 ton dan bisa efisiensi biaya sebesar Rp1,7 miliar.
“Itu efisiensi selama dua tahun. Ini juga membantu lingkungan juga dengan adanya program ini. Karena TPS nya bisa lebih bersih,” katanya.
Pemanfaatan limbah di rumah sakit milik pemerintah daerah ini dilakukan untuk meminimalisir pencemaran. “Kalau tidak masuk TPS yang berizin kan, kalau di luar ini saja sudah masuk APH, nanti kita kena tindak lagi. Makanya kita lakukan pengolahan,” ungkapnya. (azm)