Mataram (Inside Lombok) – NTB dua bulan belakangan ini mengalami inflasi dengan angka di atas nasional, yaitu sebesar 2,66 persen. Penyebab utamanya masih tingginya harga beras. Hal itu pun menjadi atensi Pemprov NTB, yang dalam waktu dekat hendak mengambil langkah dengan mengeluarkan surat edaran agar gabah tidak dikirim lagi keluar NTB.
Pengiriman gabah keluar daerah dinilai menjadi salah satu biang kerok tingginya harga beras hingga mempengaruhi inflasi. Di sisi lain, kenaikan inflasi secara umum berpotensi mempengaruhi kondisi perekonomian NTB ke depan, sehingga dibutuhkan upaya pengendalian.
“Kita sudah melakukan (menyiapkan) surat edaran kepada (Balai) Karantina berkaitan dengan alur masuk gabah, karena memang banyak gabah kita keluar. Lantaran persoalan harga diluar yang lebih baik, makanya ini kita buat surat edaran,” ujar Penjabat Sekda NTB, Fathurahman, Jumat (3/11).
Pemerintah daerah pun disebutnya sudah mengimbau pihak-pihak terkait untuk memantau pengiriman gabah NTB keluar daerah. “Kita memenuhi dulu pasokan dalam daerah kita, prinsipnya kalau berlebih baru kita distribusi atau lakukan perdagangan antar pulau,” katanya.
Saat ini harga beras memang masih tinggi, apalagi dengan kondisi kemarau panjang yang masih terjadi hingga awal November ini. Kondisi ini pun diakui menjadi persoalan bagi semua kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat sehingga perlu langkah-langkah konkret dari pemangku kebijakan.
“Tentunya dalam pengendalian inflasi, Bank Indonesia juga ikut didalam TIPD, bersinergi dan menciptakan operasi pasar, pasar murah. Tidak hanya beras, termasuk cabai mana yang merupakan komoditas yang akan menimbulkan kontribusi inflasi,” jelas Fathurrahman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat pada Oktober 2023, inflasi NTB (y on y) sebesar 2,66 persen. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,56 persen. Sedangkan inflasi secara bulan ke bulan (m to m) di Oktober 2023 sebesar 0,30 persen. Lagi-lagi komoditi beras masih jadi penyumbang terbesar inflasi di NTB dua bulan belakangan ini.
“Terkait dengan harga besar sekarang ini masih sebagai penyumbang inflasi, karena harga beras sekarang masih mengalami kenaikan dibanding bulan lalu. Memang di akhir bulan oktober sudah ada di beberapa daerah (panen), semoga bisa mempengaruhi harga beras menjadi sedikit mengalami penurunan,” ujar Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin. (dpi)