Mataram (Inside Lombok) – Untuk bisa mendaftarkan diri sebagai salah satu peserta pemilu, para calon sebelumnya harus memeriksakan kesehatan di rumah sakit. Pemeriksaan kesehatan yang selama ini dilakukan oleh pihak rumah sakit berdasarkan surat dari KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Direktur RSUD Provinsi NTB, Lalu Herman Mahaputra mengatakan selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh para calon legislatif hanya rutinitas saja. Artinya, tidak ada pemeriksaan yang secara spesifik mengarah kepada depresi akibat gagal. “Itu rutinitas ya. Artinya tidak ada yang spesifik. Kita mengikuti juklak juknis yang ada,” katanya.
Pemeriksaan yang selama ini dilakukan oleh para calon legislatif sebelum pendaftaran yaitu Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) adalah tes psikologi yang dilakukan untuk menilai kepribadian dan psikopatologi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan mental.
“Ya harus. Memang untuk pemeriksaan MMPI harus ada ruangan khusus. Karena ini kan tes kejiwaan dan disana butuh ruangan yang hening yang khusyu’ untuk menjawab dengan baik,” ungkapnya.
Ia mengatakan, untuk pemeriksaan khusus baik calon legislatif sebelum pemungutan suara bahkan setelah proses selesai ditegaskan tidak ada. Pasalnya, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan kepada calon legislatif ini berdasarkan surat dari penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU NTB.
“Kan kita disuratkan oleh KPU untuk menjadi rujukan pemeriksaan calon-calon legislatif. Tapi persiapan khusus tidak ada,” ucapnya.
Selama ini setiap pemilu pemeriksaan rutinitas tetap dilakukan seperti medical chek up dan lainnya. Untuk ruang khusus tidak ada namun pemeriksaan sama dengan pasien regular yang lain. Hanya saja dr. Jack pemeriksaan MMPI yang membutuhkan ruang khusus. “Tidak ada ya ruangan khusus dan kita tetap berikan pelayanan seperti biasa,” tegasnya.
Karena pemeriksaan ini tidak saja bisa dilakukan di RSUD Provinsi NTB melainkan juga bisa di rumah sakit yang lain di Kota Mataram atau bisa ke rumah sakit jiwa. Pemeriksaan ini tergantung dari pasien merasa nyaman untuk berobat. “Tidak hanya di kami, bisa ke RSJ juga atau di rumah sakit yang lain. Tergantung nyamanya,” tutupnya. (azm)
