Lombok Barat (Inside Lombok) – Dinas Ketahanan Pangan tegaskan bahwa di Lombok Barat (Lobar) tidak akan menerima impor beras. Pasalnya, hasil panen petani di Lobar saat ini mencukupi untuk kebutuhan pangan masyarakat hingga awal 2024 mendatang.
“Kalau impor beras tidak ada di kita di Lobar,” tegas Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Lobar, Khalid yang dikonfirmasi beberapa hari lalu. Dia pun menyebut terkait kebijakan impor beras yang masuk ke wilayah NTB, itu memang regulasi dari pemerintah pusat.
“Kalau berbicara masalah beras Lobar ada kemungkinan kekurangan juga, karena musim kemarau yang berkepanjangan. Itu sebabnya Bulog mendorong untuk distribusi pangan selama tahun 2023 dan akan dilanjutkan di tahun 2024,” terangnya.
Diterangkan, distribusi beras sebesar 10 kilogram (kg) yang diberikan kepada masyarakat miskin akan berakhir Desember ini. Program itu baru akan dilanjutkan pada Januari hingga Maret tahun depan, kurang lebih selama tiga bulan. Hal itu diupayakan pihaknya bersama Dinsos Lobar untuk mengantisipasi kekurangan pangan.
Berdasarkan catatan pihaknya, ketersediaan beras di Lobar itu pun diprediksi hanya akan mencukupi untuk 14 minggu ke depan, sekitar tiga bulan di awal 2024. “Mungkin berdasarkan rapat inflasi bisa jadi hal tersebut berpotensi untuk kekurangan. Tetapi nanti kita akan cek data itu di Bulog apakah betul seperti itu kan kita belum tahu formasi hari ini,” jelasnya.
Terkait potensi panen di Lobar, saat ini ada di wilayah Kecamatan Narmada. Namun kondisi ini berbeda dengan wilayah selatan Lobar yang meski wilayah pertaniannya lebih luas, potensi panennya justru masih dipertanyakan. “Walaupun memang ada petani (di wilayah selatan) berani mencoba menanam padi di musim kemarau dan akhir musim panen ini, tapi potensi surplusnya masih menjadi pertanyaan buat kita,” ujarnya.
Kenekatan para petani untuk menanam padi di akhir musim panen ini diakuinya juga karena harga yang yang cukup menjanjikan. Namun terkait musim panen di Lobar diakuinya biasanya berlangsung dari Januari hingga Oktober. (yud)
