Mataram (Inside Lombok)- Lulusan SMK Pertanian Pembangunan (PP) Mataram banyak memilih menjadi wirausaha dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pasalnya, peluang menjadi wirausaha pada lulusan pertanian cukup terbuka lebar. Setidaknya kurang lebih dair 60 persen lulus SMK PP Negeri Mataram memilih menjadi wirausaha.
“Lulus SMK PP banyak diserap sebagai tenaga IB kesehatan ternak, banyak juga yang usaha penangkaran bibit buah, tanaman hias, bibit ikan hias maupun konsumsi,” ujar Kepala SMK PP Negeri Mataram Sugiarta, saat ditemui diruanganya, Senin (15/1).
Untuk mendukung para siswa dan siswi menjadi seorang wirusaha, pihak sekolah pun bekerjasama dengan beberapa perusahaan. Saat ini dibuatkan satu kelas wirausaha agar para siswa-siswi SMK PP Negeri Mataram dapat membuat lapangan kerja sendiri. Kelas wirausaha ini berada di PT BISI dan ada juga di CV. SID COOL dengan total 14 orang, para siswa-siswi ini dilatih untuk berwirausaha.
“Anak kami satu kelas yang kelas 4 di PT BISI, mereka memberikan lokasi dan anak-anak kita yang kerja oleh PT BISI untuk membuat benih dan di CV SID COOL sebagai penangkar benih dan bibit buah,” katanya.
SMK PP Negeri Mataram secara rutin melakukan evaluasi kepada para lulusannya, untuk memastikan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan di sekolah ini sesuai yang diharapkan. Setiap tahun SMK PP meluluskan ratusan siswa/siswi melalui program belajar 4 tahun.
Berkat keterampilan yang diperoleh selama sekolah, lulusan SMK PP Negeri Mataram diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja. Dimana siswa SMK akan mendapat keterampilan baik hard skill maupun soft skill. Sehingga lebih siap apabila terjun ke dunia kerja maupun wirausaha.
“Makanya sekarang ini kita terus sosialisasi dan promosi untuk memperkenalkan anak-anak muda soal pertanian, sehingga semakin banyak terbentuk wirausaha itu,” terangnya.
Diakui, sebesaar 60 persen lebih lulusan SMK PP Negeri Mataram ini lebih memilih berwirausaha sendiri. Meski demikian, beberapa persen lainnya ada yang memilih bekerja pada sebuah perusahaan. Karena dirasa berwirausaha lebih menguntungkan. “Jarang mau kerja anak-anak ini dengan gaji Rp2,5 juta, mereka lebih memilih IB, melihara petelur. Ada yang kerja, tapi sedikit,” jelasnya.
Sekolah yang merupakan UPTD Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB ini memiliki sejumlah kompetensi keahlian. Diantaranya, Agribisnis Perbenihan Tanaman, Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura, Agribisnis Tanaman Perkebunan, dan Agroindustri. Selain itu, Lanskap dan Pertamanan, Kesehatan Dan Reproduksi Hewan, Agribisnis Ternak Ruminansia, Agribisnis Ternak Unggas, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, dan Agribisnis Perikanan Air Tawar. (dpi)
