31.5 C
Mataram
Sabtu, 21 September 2024
BerandaPariwisataTingkatkan Ekonomi Lokal dengan Memperbanyak Pembangunan Homestay

Tingkatkan Ekonomi Lokal dengan Memperbanyak Pembangunan Homestay

Mataram (Inside Lombok) – Sektor pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor penunjang pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal di NTB. Ketersediaan penginapan pun menjadi salah satu kebutuhan para wisatawan, termasuk saat ada event-event skala internasional yang digelar seperti MotoGP, World Superbike, dan lain-lain. Karena itu, memperbanyak jumlah homestay dinilai menjadi salah satu cara menggerakkan ekonomi lokal agar semakin tumbuh positif.

Anggota DPR RI dapil NTB, Suryadi Jaya Purnama (SJP) menilai homestay yang dikelola langsung oleh masyarakat dengan menyulap rumahnya sendiri misalnya, menjadi salah satu upaya meningkatkan ekonomi masyarakat lokal. “Pada umumnya pariwisata yang dikembangkan selama ini pariwisata yang tidak ramah terhadap masyarakat bawah. Bahkan di Bali pun sudah mulai ada keluhan,” ujarnya, Jumat (26/1).

Banyak tamu-tamu dan wisatawan ini ketika datang ke suatu daerah, termasuk ke NTB, justru penerima manfaatnya sebagian besar bukan daerah NTB, melainkan perusahaan-perusahaan besar yang ada di dalam daerah. Di mana mereka yang memiliki hotel, restoran besar, catering, dan cinderamata yang keseluruhan dimiliki oleh sebagian kecil pengusaha besar.

“Bayangkan tamu datang ke Lombok, kemudian travelnya menggunakan pengusaha yang bersangkutan, nginap di hotel bersangkutan, makan di restoran bersangkutan juga. Lalu membawa oleh-oleh yang juga bukan produk NTB. Jadi wisatawan itu hanya numpang kencing saja di Lombok,” ucapnya.

- Advertisement -

Melihat hal tersebut, SJP mengambil langkah bagaimana caranya agar tamu yang datang itu uangnya keluar ke masyarakat lokal, sehingga pariwisata yang ingin dikembangkan itu bisa tidak hanya menginap di hotel mewah, tetapi menginap di homestay miliki masyarakat lokal dan mereka akan membayar ke warga lokal. Demikian juga makanan dan minuman, mereka akan makan di warung-warung yang disediakan oleh penduduk lokal.

“Itu kita harapkan agar jangan uangnya berputar di Jakarta. Itu yang ingin kita luruskan sedikit, supaya jangan salah kaprah. Kita bangga banyak tamu yang datang, ternyata mereka uangnya tetap berada di Jakarta bukan di NTB,” imbuhnya.

Saat ini homestay yang tersebar di puluhan desa di NTB telah dibangunin dari anggaran pemerintah pusat lebih dari 800 unit. Dengan jumlah paling banyak di wilayah Mandalika, Lombok Tengah dan ada juga di Gili Lombok Utara. Mandalika sebagai lokasi destinasi wisata prioritas, ditambah banyaknya event-event internasional digelar di Sirkuit Mandalika.

“Tahun 2022 sudah selesai (pembangunan,red) dan sudah menerima tamu, setiap tahun akan kita upayakan (tambah, Red). Bahkan ada tambahan dari Kementerian Desa ada 300 unit di desa-desa wisata, mereka melihat programnya ini sukses. Anggarannya bervariasi mulai Rp115 juta, Rp60 juta, Rp35 juta sampai Rp20 juta,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer