27.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaKesehatanKLU Mampu Tekan Kasus Malaria, Survieilans Migrasi Diperkuat

KLU Mampu Tekan Kasus Malaria, Survieilans Migrasi Diperkuat

Lombok Utara (Inside Lombok) – Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus berupaya menekan angka kasus malaria. Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dikes) KLU, termasuk dengan surveilans migrasi. Di mana mereka yang dari luar KLU diperiksa secara menyeluruh agar dipastikan tidak membawa penyakit.

Saat ini kondisi kasus malaria di KLU dari penanganannya terbilang cukup baik. Karena kasusnya pun tidak banyak beberapa tahun belakangan ini. “Kita sudah mampu mempertahankan kasus malaria itu di bawah 1 per 1000 penduduk artinya kasus kita sudah sangat rendah bahkan dari tahun 2014,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dikes KLU, Nyoman Sudiarta, Kamis (13/6).

Tercatat untuk penularan kasus malaria di KLU, terakhir ditemukan pada November tahun lalu. Sekarang ini pemda KLU melalui Dikes KLU berupaya mengeliminasi kasus malaria. Namun, syarat suatu daerah dikatakan eliminasi jika tidak ditemukan penularan di tempat berturut-turut selama tiga tahun. “Itu yang menyebabkan kita masih ada. Kemarin saya menguatkan surveilans migrasi, kedatangan Brimob yang pulang dari Papua untuk izin screening. Semuanya negatif, artinya kita memastikan bahwa orang luar domestik datang tidak membawa penyakit,” terangnya.

Diakui, untuk menekan angka kasus malaria yang menjadi persoalan adalah masih lemah di persoalan migrasi. Di mana kasus-kasus yang ada itu adalah kasus impor. Seperti kedatangan masyarakat yang sakit dari daerah yang endemis dan menyebarkan ke KLU. “Karena kita lemah melakukan deteksi dini sehingga orang yang sakit itu menular kan ke masyarakat kita,” ujarnya.

Untuk bisa menjadi daerah yang berhasil eliminasi kasus malaria, ada beberapa syarat harus dipenuhi, yakni tiga syarat utama, pertama jika API (Annual Parasite Incidence) berada di bawah satu. KLU sudah mencapai satu syarat tersebut. Kedua positif rate dibawah 5 persen dan KLU sudah 1 persen, hanya saja masih ditemukan penularan. Ketiga tidak ada kasus malaria penularan setempat (indigenous) selama 3 tahun terakhir. “Seyogyanya kita harus di tahun 2024 ini (eliminasi malaria). Tapi terkendala covid, gempa, mudah-mudahan bisa ditahun depan,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer