Mataram (Inside Lombok) – Para pekerja di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Sandubaya diberikan alat penutup telinga. Penyiapan fasilitas ini agar pendengaran para pekerja tidak bermasalah karena suara mesin yang sangat keras.
“Itu kan rada bising. Kalau kita diam dua sampai tiga jam lumayan mempengaruhi ke telinga,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi. Ia mengatakan jumlah pekerja di TPST Sandubaya yaitu lebih dari 50 orang.
Masing-masing pekerja terutama yang ada di dalam tempat pengolahan sudah dibagikan alat tersebut dan wajib untuk dipakai ketika bekerja. “Alat pelindung diri (APD) juga diwajibkan untuk dipakai. Jumlah pekerja itu sekitar 70 an dan sudah pakai tapi tidak semua,” katanya.
Namun yang masih menjadi kendala yaitu lokasi pengolahan yang cukup panas. Hanya saja pemda tidak bisa menyiapkan kipas angin karena sampah-sampah bisa terbang. “Dilematisnya itu kalau kita siapkan kipas angin sampahnya terbang,” ungkapnya.
Saat ini, pengolahan sampah di TPST tersebut masih dilakukan uji coba hingga bulan Juli mendatang. Karena untuk peresmiannya akan dilakukan sekitar bulan Agustus pada saat HUT Kota Mataram. “Peresmian itu kan nanti rencananya bulan Agustus pas HUT Kota,” katanya.
Kendala yang masih dialami saat ujicoba ini yaitu pekerja yang masih belum terampil dalam pemilahan. “Pemilahan yang belum cepat untuk memilah sampah karena itu yang butuh cepat,” tegasnya.
Ditegaskan, uji coba TPST ini sudah dilakukan sejak bulan Mei lalu. Sampah yang diolah dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara. Karena kapasitas TPST tersebut sekitar 46 ton per hari. Berbagai produk sudah mulai dihasilkan dari pengolahan sampah mulai dari pakan maggot, batako, dan pupuk kompos. (azm)