Mataram (Inside Lombok) – Salah satu dampak dari penutupan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) ialah menganggurnya para porter dan guide. Mereka tidak bisa mengantar tamu karena Rinjani ditutup akibat jalur yang tertutup longsor.
“Perlu dilakukan recovery Rinjani. Rinjani harus diintimigasi, karena terdapat 2.000 guide gunung, porter, dan trekker gunung yang bekerja. Jika hal ini lambat dilakukan, maka akan muncul permasalahan baru,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H. Lalu Moh Faozal, S.Sos.,M.Si, di Mataram, Senin (01/10/2018).
Diketahui bahwa pariwisata di Lombok turun drastis diakibatkan gempa bumi. Hal ini menyebabkan adanya kerusakan di sejumlah hotel dan homestay. Hotel yang mengalami kerusakan sebanyak 411 dan homestay sebanyak 553. Untuk itu, dibutuhkan strategi-strategi pemulihan destinasi dan kerusakan-kerusakan yang telah terjadi.
“Strategi pemulihan terhadap NTB bangkit tersebut fokus kepada ketersediaan SDM dan lembaga, pemulihan destinasi khususnya yang terdampak dan melakukan pemulihan pemasaran yang tidak terdampak,” ujarnya.
Disamping itu juga diperlukan aksesbilitas untuk membangun kembali penyeberangan dermaga Gili Trawangan.
“Akan dilakukan pemasangan tiang panjang untuk rehabilitas terhadap penyebrangan Gili Trawangan sebesar 15 M” ujarnya.
Pemasangan tiang panjang akan dilakukan pada bulan Oktober yang berguna untuk membangun sandaran kapal. Karena pada saat ini masih kendala dengan tidak adanya tukang dan mahalnya bahan-bahan material.
Selain itu, Faozal juga akan melakukan pemetaan strategi pemulihan destinasi pariwisata terdampak menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok 1 dengan area 3 gili dengan melakukan pembenahan kerusakan pada atraksi, aksesbilitas, dan amenitas. Kelompok 2 pada area Senggigi, Mangsit, dan sekitarnya dengan melakukan pembenahan kerusakan, pelayanan kesehatan dan trauma healing.
Kelompok 3 dengan Rinjani, Sembalun, dan Senaru melakukan pembenahan terhadap jalur trekking Gunung Rinjani. Dan kelompok 4 daerah kota Mataram dengan melakukan penilaian terhadap kelayakan bangunan hotel.
Di Sumbawa Barat juga tidak luput untuk mendapatkan pemulihan, salah satunya yaitu Bukit Mantar. Sebab jalur menuju puncak ke Mantar mengalami kerusakan cukup parah, akan tetapi fasilitas di Mantar masih utuh. Meski demikian, event internasional paragliding tetap ditunda. (IL2)