25.5 C
Mataram
Rabu, 1 Mei 2024
BerandaAdvetorialPeringati Hari Kesehatan Nasional dan Hari AIDS, 10 Organisasi Profesi di Lobar...

Peringati Hari Kesehatan Nasional dan Hari AIDS, 10 Organisasi Profesi di Lobar Beri Sosialisasi dan Screening Kesehatan di SMAN 1 Gerung

Lombok Barat (Inside Lombok) – Peringati hari HIV/AIDS sedunia dan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59, 10 organisasi profesi di Lombok Barat (Lobar) sasar anak sekolah untuk diberikan edukasi kesehatan, termasuk juga pemahaman mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS.

Puluhan siswa dan siswi SMAN 1 Gerung terlihat memadati lapangan dan antusias mengikuti sosialisasi yang digelar oleh 10 organisasi profesi diantaranya IDI, PPPNI, IBI, IAKMI, PPPKMI, PATELKI, IAI, PTGMI, PAFI, hingga PERSAGI, pada Sabtu (09/12) kemarin. Mereka pun diajak berdiskusi dan tanya jawab terkait dengan HIV/AIDS atau pun kesehatan reproduksi yang mereka ketahui. Bagi siswa yang berani mengutarakan pendapatnya pun telah disiapkan hadiah.

Selain diberikan sosialisasi, para siswa dan siswi itu juga mengikuti screening kesehatan. Mulai dari pemeriksaan mata, hingga pengecekan hemoglobin (HB). “Kegiatan ini merupakan bakti ke masyarakat dari organisasi profesi yang ada di Lobar,” ujar ketua panitia dr. Ida Bagus Yuda, Sp. OG, M. Biomed, Sabtu (09/12/2023).

Dia menyebut ini kali pertama 10 organisasi profesi yang berbeda itu menyelenggarakan satu kegiatan secara bersamaan. Kegiatan itu pun sengaja menyasar anak sekolah, karena melihat perkembangan zaman, teknologi yang semakin canggih, sehingga anak-anak dinilai harus diberikan pemahaman sejak dini soal kesehatan reproduksi, hingga bagaimana penularan HIV/AIDS.

- Advertisement -

“Karena anak sekolah sekarang kan berbeda dengan zaman dulu, sekarang mereka tidak hanya mengetahui pelajaran saja. Tapi dengan perkembangan teknologi, informasi bisa didapatkan dari segala hal. Jadi kita berikan mereka kesiapan untuk menghadapi itu,” terang dia.

Para siswa yang mengikuti sosialisasi (Inside Lombok/Yudina)

Pihaknya juga menyiapkan screening kesehatan sebagai salah satu langkah kepedulian terhadap kondisi kesehatan yang banyak mengintai para remaja saat ini. Salah satunya persoalan kurang HB yang rentan menjangkiti remaja putri, terlebih dengan pola hidup yang banyak begadangnya saat ini. Termasuk juga soal pemeriksaan golongan darah.

“Kadang-kadang anggapannya itu HB sama dengan tekanan darah, padahal itu hal yang berbeda. Kadang orang pusing, bilang HB nya rendah, tapi gak pernah cek berapa. Jadi dengan pemeriksaan HB ini bisa kita deteksi sedini mungkin dan bagaimana penanganannya, terutama untuk remaja putri,” bebernya.

Bagus mengatakan sosialisasi mengenai penularan dan pengobatan HIV/AIDS juga dirasa penting, karena pihaknya juga ingin memberi kesadaran bagaimana mengenali penularannya, sehingga para siswa diharapkan dapat menghindarinya. Hal ini ke depannya juga diharapkan bisa memberi pengaruh terhadap upaya untuk mengatasi persoalan stunting.

Deteksi dini kesehatan terhadap remaja putri yang dilakukan juga diharapkan bisa memberi pemahaman untuk mencegah pernikahan dini. “Antusias dari siswa dan sekolah luar biasa dalam kegiatan ini, tapi untuk pemeriksaan HB mungkin banyak yang masih takut-takut karena takut ditusuk jarum,” pungkasnya seraya tersenyum.

Kepala Dinas Kesehatan Lobar, Arief Suryawirawan S.Si, Apt, MPH. mengapresiasi acara yang digelar oleh organisasi profesi kesehatan yang ada di Lobar tersebut. Menurutnya, anak-anak sekolah saat ini rentan terpapar berbagai penyakit, akibat pola hidup yang dinilai tidak sehat.

Lewat program itu para siswa dapat bertanya langsung kepada para ahlinya dari organisasi profesi tersebut, sesuai dengan keluhan atau ilmu kesehatan yang ingin mereka ketahui. “Anak-anak sekarang harus hati-hati kalau memesan makanan, karena sekarang mulai ditemukan kasus-kasus penyakit yang selama ini jarang ditemukan pada anak-anak. Tapi sekarang ditemukan di anak-anak,” jelas Arief.

Dia mencontohkan, saat ini sudah banyak kasus diabetes, hingga hipertensi yang terdeteksi pada anak-anak dan remaja. Hal ini diakuinya terjadi lantaran pola hidup dengan konsumsi makanan yang tidak sehat bagi tubuh, seperti junk food dan sebagainya. “Hati-hati anak-anak, kalau bisa kalau mau pesan makanan ditanyakan dulu pada orang tuanya boleh atau tidak, dan semoga orang tua juga paham masalah kesehatan,” imbuhnya.

Perwakilan organisasi profesi dan Kadis Dikes Lobar. (Inside Lombok/Ist)

Para siswa juga diminta aktif menanyakan bagaimana mereka dapat menjalani pola hidup yang sehat dan baik. Agar hari-hari mereka bisa penuh dengan semangat dan kegembiraan. Dengan harapan, agar banyak anak-anak Lobar yang bisa menjadi orang-orang hebat di kemudian hari. “Siapa lagi yang akan membawa Lobar ini bisa menjadi daerah yang sejajar (maju, Red) dengan daerah lain, kalau bukan adik-adik di sini?” lugasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Gerung, M. Ridwan Helmi M.Pd mengucapkan terima kasih karena sekolahnya telah dipilih untuk kegiatan bakti sosial tersebut. Terlebih sekolah tersebut telah terpilih menjadi sekolah adiwiyata nasional dan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan berbagai dokumen untuk mempertahankan status tersebut.

“Tadi paparan para dokter mengenai kesehatan reproduksi sangat luar biasa, semoga melalui sosialisasi yang diberikan bisa menghindarkan kita untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan,” pesan Ridwan pada para siswanya.

Dia pun menuturkan, dalam rapor pendidikan yang ada di sekolah itu, ada terkait dengan program pencegahan pernikahan dini yang juga diakuinya tertera di rapor para siswanya. Hingga penilaian mengenai potensi penyalahgunaan narkotika. “Walaupun tidak ada anak-anak kami yang terkena (penyalahgunaan narkotika) di sini, tapi di rapor ada penilaian soal itu,” bebernya.

Jika memungkinkan, pihaknya ke depan juga ingin agar program-program mengenai kesehatan reproduksi itu bisa disinkronkan dengan program dan penilaian mereka di sekolah nantinya. “Tadi saya usulkan ke Pak Dokter, mungkin nanti jika Dinas Kesehatan banyak bekerjasama dengan pendidikan, maka program-program itu mungkin bisa masuk dalam rapor pendidikan kami. Untuk kemudian sinkron program itu bisa kita lakukan di sekolah,” tutupnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer