29.5 C
Mataram
Senin, 6 Mei 2024
BerandaBerita UtamaArus Balik Mudik Tidak Berdampak Pada Peningkatan Kasus Covid-19 di NTB

Arus Balik Mudik Tidak Berdampak Pada Peningkatan Kasus Covid-19 di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Arus balik mudik lebaran tahun ini diharapkan tidak berdampak pada peningkatan penularan kasus Covid-19 di NTB. Karena, penurunan kasus penularan Covid-19 ini terjadi secara global.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri mengatakan berdasarkan data WHO yaitu sebanyak 767 ribu lebih kasus yang dikonfirmasi. “Trennya sama dengan yang di Indonesia dua minggu terakhir ini per 30 April,” katanya.

Khusus di Provinsi NTB, kata Fikri, kasus Covid-19 terjadi penurunan signifikan. Berdasarkan data terakhir per 30 April lalu yaitu sebanyak enam kasus aktif. “Penambahan kasus tidak ada, sembuh juga tidak ada, meninggal juga tidak ada. Tren bulanan menunjukkan kasus secara absolut,” katanya.

Meski belum ada dampak yang dilihat saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi NTB akan memantau perkembangan penularan Covid-19 selama dua minggu ke depan. “Ini kita pantau lagi setelah arus balik, mudahan tidak ada peningkatan,” ujarnya.

- Advertisement -

Menurunnya kasus Covid-19 ini disebabkan salah satunya karena kekebalan imunitas sudah diperoleh. Saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi NTB mendorong masyarakat untuk melakukan vaksin booster. “Survei yang sudah dilakukan ada sudah terbentuk kekebalan komunitas. Kemarin kita ambil sampel di Kota Mataram dan Sumbawa Barat,” ungkap dr. Fikri.

Disebutkan, kekebalan komunitas yang sudah terbentuk di Sumbawa Barat yaitu sebesar 100 persen dan Kota Mataram diatas 90 persen lebih. “Itu juga pertama dari kekebalan komunitas dan vaksinasi juga,” katanya.

Sementara terkait perubahan status dari pandemi ke endemi, sambung dr. Fikri, belum bisa dalam waktu dekat. Karena salah satu syarat untuk bisa menjadi endemi yaitu kasus di semua negara sudah terjadi penurunan yang signifikan. Namun untuk perubahan status ini Pemprov NTB menunggu kebijakan pemerintah pusat. “Kalau masih ada negara yang tinggi kasusnya pandemi itu belum bisa dicabut,” tegasnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer