Mataram (Inside Lombok) – Pemanfaatan teknologi untuk pengemasan makanan di tengah upaya pemulihan saat ini dapat membantu membangun ekonomi daerah. Pasalnya, industri makanan adalah salah satu yang bergerak positif di NTB, yang dikenal dengan berbagai macam olahan kuliner legendaris yang dapat dicicipi ketika wisatawan berkunjung.
“Dengan pengemasan terdapat peningkatan ekonomi yang berdampak pada sektor lain dan searah dengan Industri Prioritas Nasional. Selain itu, dengan adanya pengemasan olahan pangan juga membentuk rantai pasok tersendiri,” ujar Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti, Kamis (4/8).
Pemanfaatan teknologi ini dapat menjadikan kuliner khas NTB lebih tahan lama hingga bisa dijadikan buah tangan. Untuk itu pemerintah NTB melalui Dinas Perindustrian NTB mulai memanfaatkan teknologi dalam pengemasan olahan makanan. Apalagi selama pandemi IKM yang memproduksi olahan makanan omzetnya menurun drastis, hingga terpaksa merumahkan karyawannya.
Pemanfaatan teknologi pengemasan makanan juga mengembangkan nilai tambah produk lokal melalui kemasan steril dan higienis. Apalagi dengan hadirnya Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN), yang mana telah melakukan riset dan pendampingan yang dihasilkan hingga terciptanya kuliner legend dalam kemasan.
“Kami sangat terbantu, dengan adanya riset-riset yang dilakukan oleh BRIN. Pelaku industri utamanya,” tuturnya.
Dikatakan, kuliner legend merupakan salah satu program industrialisasi unggulan NTB dengan memberikan pendampingan tentang peningkatan kualitas, sehingga bisa bersaing di pasar internasional. Mendorong lahirnya produk hilir, berupa kuliner legend dalam kemasan, sehingga tahan lebih lama.
“NTB sudah membranding tiga kuliner legend yang sudah resmi memiliki izin edar oleh BPOM, yaitu Ayam Taliwang, Sate Rembiga dan Ayam Rarang,” katanya.
Untuk sate Rembiga yang awalnya memiliki daya tahan 3-4 hari saja, bisa menjadi 1 tahun setelah dilakukan riset pendampingan mulai proses produksi sampai alat-alat apa saja yang harus digunakan agar proses produksi bisa higienis dan steril tanpa bahan pengawet.
“Dengan adanya teknologi pengemasan kini Tiga Kuliner Legend tersebut bisa dijadikan oleh-oleh untuk para wisatawan yang berkunjung ke NTB,” ucapnya.
Disperin NTB juga mengembangkan industri kuliner dalam kemasan, semuanya dengan bahan baku menggunakan produk-produk lokal. Fungsi pengemasan menjadikan aktivitas nilai tambah, ada beberapa parameter yang harus diperhatikan oleh para pengolah. Pada saat proses produksi yang dijadikan standar kualifikasi oleh BPOM dalam peraturan perundangannya.
“Pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi, untuk menyiapkan bahan atau barang menjadi siap didistribusikan, ditransportasikan, disimpan, dijual, dan dikonsumsi. Sedangkan, fungsi pengemasan, yaitu promosi, melindungi kualitas produk, estetika, dan edukasi,” tandasnya. (dpi)