29.5 C
Mataram
Senin, 6 Mei 2024
BerandaBerita UtamaBeberapa Desa di Gunungsari Masih Rawan Longsor

Beberapa Desa di Gunungsari Masih Rawan Longsor

Lombok Barat (Inside Lombok) – Beberapa desa di Kecamatan Gunungsari disebut masih rawan longsor. Pergerakan permukaan tanah tersebut bahkan menimbulkan retakan di perbukitan setempat. Sehingga warga diminta tetap waspada selama potensi curah hujan masih tinggi.

“Karena ada info bahwa ada tanah bergerak yang terjadi daerah Kekait, Guntur Macan dan Gelangsar,” beber Sekretaris Camat Gunungsari, Musanip saat ditemui di kantornya, Kamis (16/12/2021).

Dari informasi yang diterimanya, ada tanah yang kemiringannya di atas 70 derajat. Bahkan di wilayah Guntur Macam kemiringan tanah mendekati 90 derajat. Untuk itu, pihaknya meminta beberapa desa yang ada di wilayah rawan longsor tersebut tetap waspada.

Pihaknya juga tengah fokus pada penanganan dampak bencana yang terjadi pada awal Desember lalu. Ia berharap agar Pemda Lobar dan Pemprov NTB menjadikan atensi berbagai persoalan dan kebutuhan mendesak yang dihadapi para pengungsi.

- Advertisement -

Terpisah, Kades Guntur Macan, H. Murni mengaku pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk waspada. Karena hingga saat ini, diakuinya warga yang tinggal di kawasan rawan longsor masih bertahan tinggal di rumah mereka, lantaran belum adanya lokasi yang aman untuk bisa merelokasi warga.

“Di sini (Guntur Macam, Red), ada lima desa yang rawan longsor. Dan itu ada sekitar 1.000 jiwa lebih warganya,” ungkapnya. Diterangkan, di desa itu bisa dikatakan hanya satu dusun yang aman dari potensi longsor. Dirinya juga tidak memungkiri, peristiwa tanah bergerak di desa itu pun sudah terjadi di bukit Korea.

Dengan kondisi curah hujan tinggi yang diprediksi masih akan berlangsung hingga tahun depan, aliran air dari atas bukit tersebut dikhawatirkan mengaliri rumah warga. “Tiga hari setelah banjir dan longsor waktu itu, bukit Korea itu sudah mulai terlihat retak-retak,” tutur Murni.

Dari data yang dicatatnya, ada sekitar 19 unit rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana. Tetapi yang masuk dalam data kerusakan, disebutnya hanya 15 unit. Di mana rumah yang terdampak didominasi oleh Rumah Tahan Gempa (RTG) yang baru diterima warga setelah gempa.

“Kalau misalnya rumah warga yang rusak berat nanti disamakan dengan RTG, diberikan Rp50 juta. Jadi, total dana yang kita butuhkan untuk perbaikan, sekitar Rp450 juta,” pungkasnya.

Sementara itu, Kadus Kekait Daye Desa Kekait, Yusron memaparkan saat ini warga yang mengungsi di kawasan itu berjumlah ratusan. “Total warga yang mengungsi sekarang 350 jiwa, mereka tersebar di lima titik,” jelasnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer