34.5 C
Mataram
Jumat, 11 Oktober 2024
BerandaBerita UtamaBuaya Muara Muncul di Pujut, BKSDA Pastikan Habitatnya

Buaya Muara Muncul di Pujut, BKSDA Pastikan Habitatnya

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) NTB bersama Babinsa Koramil Pujut melakukan langkah antisipasi terkait kemunculan seekor buaya muara berukuran besar di Sungai Tarung Arung, Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah (Loteng).

“Kemunculan buaya ini bisa terjadi kapan saja dan munculnya pun di tempat yang berbeda-beda,” ujar Serda Ahmad Arifin saat memantau Sungai Tarung Arung, Selasa (27/12/22).

Menurutnya, kemunculan buaya yang sempat menghebohkan warga Bangket Parak dan sempat viral di media sosial tersebut terjadi setahun sekali, terutama pada saat musim hujan. Buaya juga diakui sempat muncul pada tahun sebelumnya.

“Kali ini kemunculannya yang kedua setelah kurun waktu tiga tahun terakhir. Setelah tahun 2019 buaya tersebut tidak pernah muncul,” ujarnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Polhut Balai BKSDA NTB, I Nengah Sumindre mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mengetahui keberadaan habitat dari buaya yang muncul ke permukaan itu

“Apabila kita telah mengetahui habitatnya di sini kita tidak bisa melakukan relokasi karena memang di sini sudah habitatnya,” katanya saat melakukan pemantau di Bangkat Parak.

Selain itu, pihaknya akan melakukan langkah antisipasi akan pemasangan plang imbauan kepada masyarakat di sejumlah titik di mana buaya tersebut sering muncul. Dengan begitu warga diharapkan tidak mendekat ke lokasi tersebut.

“Kami lakukan ini untuk keamanan warga dan hal yang dapat membahayakan warga, karena kita tidak bisa prediksi kapan dan dimana lokasi buaya ini akan muncul,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Bangket Parak, Genah Genuh meminta kepada pihak BKSDA untuk menangkap dengan tidak membunuh buaya tersebut. Pihaknya khawatir jika buaya itu dibunuh akan berimbas kepada warga.

“Kami minta BKSDA untuk menangkap tapi jangan dibunuh, karena kalau dibunuh takut balas dendam kepada warga itu terkait kepercayaan orang dulu,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

Berita Populer