Mataram (Inside Lombok) – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Nusa Tenggara Barat mengincar dana program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp45 miliar per bulan dari penjualan beras dan telur kepada keluarga penerima manfaat di 10 kabupaten/kota.
“Ada 451 ribu keluarga penerima manfaat (KPM) di NTB dengan omset Rp45 miliar per bulan. Kami targetkan mampu melayani 100 persen,” kata Kepala Bidang Komersil, Bulog Divisi Regional NTB, Rahmatullah, di Mataram, Selasa.
Untuk mencapai target tersebut, kata dia, pihaknya akan menggandeng seluruh elektronik warung gotong royong ( e-Warong) yang belum memiliki mitra dan mengajak para pelaku usaha penyuplai beras dan telur yang sudah bermitra dengan agen e-Warong.
Upaya mengajak seluruh agen e-Warong dan para pelaku usaha pemasok beras dan telur penting dilakukan agar terjadi keseragaman kualitas dan harga.
“Bulog tidak ingin mematikan pemasok beras dan telur yang sudah menjadi mitra agen e-Warong. Tapi kami akan menggandeng mereka,” ujarnya.
Rahmatullah mengatakan pihaknya juga akan mengadopsi pola penyaluran BPNT yang sudah dilakukan oleh Bulog di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Hampir 90 persen KPM di daerah tersebut sudah terlayani dengan baik.
“Keberhasilan pendekatan pelayanan yang berkualitas dalam menyalurkan BPNT di Kabupaten Pamekasan akan coba kami terapkan di NTB,” ucapnya pula.
Dalam memberikan pelayanan, kata dia, pihaknya tetap menerapkan prinsip 6T, yakni tepat sasaran, tepat guna, tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuantitas, dan tertib administrasi.
Dalam hal kualitas, lanjut Rahmatullah, pihaknya menyiapkan beras premium dan kualitas medium yang berkualitas.
Begitu juga dengan kuantitas sudah terjamin karena Bulog Divisi Regional sudah memiliki cadangan beras sebanyak 84 ribu ton, sedangkan kebutuhan untuk program BPNT sebanyak 4.500 ton per bulan.
“Kalau untuk ketersediaan telur dengan kualitas yang diharapkan KPM, kami akan bekerja sama dengan asosiasi peternak unggas penghasil telur ayam di NTB,” katanya. (Ant)